TRIBUNTRAVEL.COM - Ada dua kuliner Pulau Biak, Teluk Cendrawasih, Papua yang juga diperkenalkan dalam Festival Biak Munara Wampasi VII yakni papeda dan keladi.
Papeda dan keladi masuk dalam acara Pesona Kuliner yang digelar di Jalan Imam Bonjol, Biak Numfor, Papua pada Kamis (4/7/2019).
Seperti apa sih papeda dan keladi itu?
Papeda
Papeda menjadi salah satu warisan kuliner Papua yang mulai sulit ditemukan.
Namun beberapa daerah di Papua masih menyajikan papeda sebagai makanan sehari-hari.
Tonton juga:
• Penurunan Harga Tiket Pesawat Bersifat Terbatas, Hanya 3 Hari Seminggu
• 5 Tempat Wisata Romantis di Singapura, Cocok untuk Liburan dengan Pasangan
• Banyak Kematian Misterius, Amankah Liburan di Republik Dominika?
Biasanya papeda disantap bersama ikan tongkol, ikan gabus, ikan kakap merah, hingga ikan kue yang dimasak dengan kuah kuning.
Tidak hanya olahan ikan, papeda juga bisa dimakan bersama dengan sayur ganemo yang terbuat dari daun melinjo dan bunga pepaya tumis.
Papeda pertama kali dikenal luas dalam tradisi masyarakat adat Sentani dan Abrab di Danau Sentani dan Arso serta Manokwari.
Kuliner yang berasal dari sagu ini sering dihidangkan pada saat acara penting yang berlangsung di wilayah tersebut.
Bukan hanya menjadi salah satu warisan kuliner Tanah Air, papeda juga tergolong dalam makanan sehat karena rendah kolesterol dan lemak.
Makanan ini terbuat dari sagu, yang dipercaya bermanfaat bagi tubuh karena mampu mengatasi sakit pada ulu hati, perut kembung, mengurangi risiko kegemukan, dan memperlancar pencernaan.
Untuk menyantapnya dibutuhkan sepasang sumpit atau dua garpu kayu khusus untuk mengambilnya.
Cara mengambil papeda ini adalah dengan menggulungnya hingga melingkari garpu atau sumpitnya, lalu diletakkan di piring masing-masing.
Kemudian, papeda disiram dengan ikan kuah kuning.
Memakannya pun harus dengan cara diseruput cepat dan langsung ditelan.
Papeda sendiri memiliki rasa yang hambar sehingga perlu dimakan bersama lauk ikan dan sambal colo-colo agar semakin sedap.
Keladi
Sementara keladi, bagi warga Biak telah menjadi bahan pangan lokal untuk kebutuhan makan sehari-hari sebagai pengganti beras.
Tanaman keladi bagi warga Biak juga merupakan pangan lokal yang dapat diolah menjadi cemilan keripik.
Keladi sendiri merupakan sekelompok tumbuhan dari genus Caladium (suku talas-talasan).
Dalam bahasa sehari-hari keladi sering juga dipakai untuk menyebut beberapa tumbugan lain yang masih sekerabat namun tidak termasuk Caladium seprti talas (Colosia).
Keladi banyak ditemukan di Biak karena kondisi alam geografis Pulau Biak sangat cocok untuk tanaman ini.
Keladi biasanya disantap untuk teman makan papeda.
• Prakiraan Cuaca BMKG 33 Kota di Indonesia, Panduan Liburan Besok Selasa 2 Juli 2019
• Daftar Lengkap Kalender Festival Bulan Juli 2019
• 6 Tempat Wisata Instagramable di Tangerang, Cocok untuk Traveler yang Hobi Foto
• 8 Panduan Belanja Murah di Malioboro Yogyakarta
• Rekomendasi 8 Tempat Makan Bakmi Karet Terenak di Jakarta
• 6 Kuliner Menggugah Selera di Tanah Abang, Wajib Dicoba Saat Liburan ke Jakarta
(TribunTravel.com/Ratna Widyawati)