TRIBUNTRAVEL.COM - Fenomena Bun Upas atau embun es di Dieng menyebabkan beberapa mobil wisatawan Dieng mengalami mogok.
Mengutip dari Tribun Jateng, fenomena Bun Upas ini sudah muncul sebanyak tiga kali.
Bun Upas sudah muncul di daratan tinggi Dieng secara berturut-turut.
Yakni mulai dari Senin (17/6/2019), Rabu (19/6/2019) dan kembali terjadi pada Kamis (21/6/2019), kemarin.
Seperti yang telah diberitakan Tribun Jateng, Warga Desa Dieng Kulon, Fortuna Dyah Setyowati, mengatakan embun es hari ini lebih tebal dan area yang terkena lebih luas.
Tonton juga:
• 6 Hal Mengerikan yang Pernah Dilakukan Turis di Disneyland
• 10 Objek Wisata Gratis di Singapura yang Cocok untuk Bugdet Traveler
Bahkan beberapa embun juga terlihat menyelimuti permukaan benda dan dedaunan yang membeku.
Bahkan, bahan bakar minyak (BBM) berjenis solar yang tersembunyi di dalam tangki kendaraan pun tidak mampu melawah hawa dingin Dieng.
Solar dalam tangki mobil pun akhirnya ikut membeku.
Sehingga beberapa mobil diesel yang terparkir di halaman komplek Candi Arjuna banyak yang tidak bisa dinyalakan.
Kendaraan banyak yang mogok karena solar yang berfungsi sebagai bahan bakar mesin membeku dan tidak bisa berfungsi normal.
Namun, masyarakat Dieng menganggap kejadian tersebut menjadi perkara yang biasa.
Mereka tahu bagaimana cara menyiasatinya agar kendaraan itu bisa kembali normal.
Tidak hanya dialami oleh wisatawan yang mengunjungi Candi Arjuna saja, sejumlah kendaraan wisatawan yang menginap di homestay Dieng juga mengalami hal serupa.
Pada fenomena Bun Upas pertama yang terjadi pada Senin, embun es menyelimuti kompleks Candi Arjuna.
Embun es yang menutupi candi masih tergolong tipis dengan suhu minus 1 derajat celcius.
Sementara itu, pada hari Rabu, suhu Dieng kembali membeku dengan udara minus 2 celcius.
Akibatnya embun es kembali terjadi dengan ketebalan yang lebih tinggi dari fenomena pertama.
• 4 Cara Mendapatkan Wi-Fi Gratis ketika Berlibur ke Singapura
• 10 Pengalaman Unik yang Cuma Bisa Kamu Rasakan di Tokyo
Update terakhir pada Kamis, suhu Dieng lebih rendah sehingga hawa dingin jauh lebih menusuk.
Daratan tinggi Dieng kembali diselimuti es.
(TribunTravel.com/ Ayumiftakhul)