TRIBUNTRAVEL.COM - Makanan khas Jepang memiliki magnet tersendiri di kalangan pecinta kuliner Lampung.
Para milenial Bandar Lampung rata-rata wisata kuliner masakan khas Negeri Sakura lebih dari lima kali sebulan.
Elshinta Devi Anjani mengatakan, makan di restoran Jepang tiga sampai empat kali sebulan. Ia sudah mencicipi aneka menu Jepang mulai yang ringan sampai berat sejak SMA.
Seperti takoyaki, onigiri, okonomiyaki, nori, sushi, hingga ramen, bento, dan yang berbahan mentah seperti sashimi. Ke depan ingin banget nyobain makan ikan asli laut Jepang. Pasti fresh banget," kata dia.
Saat menyantap hidangan Jepang, Elshinta menyiapkan budget sekitar Rp 65 ribu- Rp 120 ribuan. Biasanya pergi dengan teman kuliah atau keluarga.
Pendapat lainnya disampaikan Tarissa Bunga MAB. Ia hobi kulineran Jepang sejak sekolah dasar.
Dalam sebulan bisa empat sampai delapan kali ke resto Jepang dengan keluarga, teman, atau kakak. Sekali makan menyiapkan budget Rp 50 ribuan.
"Aku paling suka sushi. Rasanya unik, makannya pakai sumpit. Menu lain pernah disantap shabu, suki, ramen, udon, onigiri, bento, yakiniku, dorayaki, dan takoyaki," jelas Tarissa.
Saking cintanya menyantap aneka makanan Jepang, Elshinta dan Tarissa punya cerita seru.
Elshinta menjelaskan, saat SMA rela ke Cilegon bersama teman-teman sekolah untuk makan di Hokben karena di Lampung saat itu belum ada.
Sedangkan Tarissa, rela ke Bogor untuk mencoba Ichiban Sushi. Saat itu menunya belum ada di Bandar Lampung. Ke depan ia berencana ingin menyantap mie soba. (lis)
Selain menyambangi langsung restoran Jepang yang ada di beberapa pusat perbelanjaan, sejumlah anak muda Lampung tertarik meracik sendiri olahan makanan Jepang di rumah.
Dheandra Filia Nazhira misalnya, pernah mencoba mengolah sendiri sushi di rumah menggunakan sosis, nugget, rumput laut kering juga sayuran. Bahkan ia memiliki makisu atau tikar penggulung.
Tarissa Bunga MAB juga pernah mencoba membuat sushi sendiri di rumah.
Ia tak menampik, hasilnya tidak maksimal karena kurang bisa membentuk rollan sushi. Namun menurutnya itu jadi pengalaman berkesan.
Hal menarik lainnya dilakukan sejumlah milienial terkait kuliner Jepang adalah, punya punya trik untuk memastikan sebuah resto Jepang yang baru buka olahannya enak atau tidak.
Dheandra menyampaikan, sudah banyak mencicipi aneka olahan masakan Jepang di beberapa tempat berbeda.
Saat ada restoran Jepang baru beroperasi di Bandar Lampung, ia pasti memesan menu ramen. Kalau kuahnya itu enak pasti olahan menu lainnya enak," jelas mahasiswi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unila itu.
Artikel ini telah tayang di tribunlampung.co.id dengan judul Milenial Lampung Rela Ke Luar Kota Demi Ichiban Sushi