TRIBUNTRAVEL.COM - Hutan mati di Gunung Papandayan menyuguhkan keindahan yang eksotis yang memanjakan para pengunjungnya.
Diketahui bahwa hutan mati ini adalah daerah sabana dengan pepohonan yang telah mati, hal ini ditunjukkan dengan batang-batang pohon yang kering dan tidak berdaun lagi.
Di kawasan ini terdapat ratusan pohon jenis cantigi yang berwarna hitam yang menambah kesan sedikit menyeramkan.
Tidak hanya itu, kamu juga akan dimanjakan dengan indahnya tanah pasir putih yang terhampar luas di sekitarnya, ditambah dengan kabut tipis yang datang di daerah ini.
Sesekali, kamu juga akan mencium bau belerang yang berasal dari kawah Gunung Papandayan bercampur dengan udara sejuk khas pegunungan.
Perpaduan batang pohon cantigi berwarna hitam, tanah pasir berwarna putih, kabut tipis yang kadang melingkupi dan juga bau belerang yang tidak menyengat, tentu sangat memanjakan pengunjung yang datang.
• Setelah Kemah di Gunung Papandayan, Donna Agnesia Ajak Anak-anak ke Krakatau
• Salut! Boyong Seluruh Keluarga, Darius Sinathrya dan Dona Agnesia Mendaki Gunung Papandayan
• Habiskan Libur Lebaran di Garut, 3.000 Wisatawan Padati Kawah Papandayan
• Punya Kenangan Buruk saat Liburan? Begini Cara Mengatasinya
TONTON JUGA :
Letaknya hutan mati ini juga tidak jauh dari pos pendakian kedua, sehingga kamu tidak perlu menghabiskan tenaga yang sangat besar.
Selain itu, ada banyak warga setempat yang menjajakan makanan di tempat ini, jadi jangan kamu tidak akan kelaparan.
Saksi Bisu Tragedi Besar
Namun ternyata, hutan mati di kawasan Gunung Papandayan ini menyimpan fakta sejarah yang kelam.
Hutan mati ini adalah saksi bisu dari letusan maha dahsyat yang dari Gunung Papandayan ratusan tahun silam.
Letusan Gunung Papandayan yang terjadi pada tanggal 11 hingga 12 agustus 1772 itu mengakibatkan empat desa di sekitar gunung rata dengan tanah.
Selain itu, sekitar tiga ribu penduduk di sekitar gunung juga ikut terkubur di danau vulkanik, bahkan hewan peliharaan juga terkena dampak dari letusan tersebut.
Seorang jurnalis luar negeri juga sempat mendeskripsikan kejadian meletusnya Gunung Papandayaan dan ditulis dalam bukunya yang berjudul Natural Disaster.
Sehingga bila sekilas dirasakan, kawasan hutan mati ini terlihat sedikit agak angker dan menyeramkan.
Hutan mati ini berada di Karamat Wangi, Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat.
Lokasinya cukup jauh dari pusat kota Garut, dengan jarak sekitar 69 kilometer kamu memerlukan waktu sekitar tiga jam untuk sampai di sana.
Sedangkan untuk tiket masuknya dibanderol dengan harga Rp 35 ribu per pengunjung, belum termasuk parkir kendaraan.
• 7 Kafe Hits di Bogor Cocok untuk Nongkrong Asyik di Akhir Pekan
• Kisah Kelam Terbentuknya Hutan Mati di Gunung Papandayan
• Rekomendasi 7 Bubur Ayam Enak untuk Sarapan di Bandung
• 6 Tempat Wisata Gratis Dekat Stasiun Kota Malang yang Bisa Dikunjungi
(TribunTravel.com/GigihPrayitno)