Breaking News:

Makna dari Tradisi Bakdo Kupat Bagi Masyarakat Jawa Tondano

Tradisi Bakdo Kupat atau Lebaran Ketupat biasanya diadakan H+7 Idul Fitri sebagai penanda dan wujud syukur berakhirnya Puasa Sunnah 6 hari Syawal.

instagram/geraipotret
Ketupat yang terbuat dari anyaman janur dan diisi dengan beras. 

TRIBUNTRAVEL.COM - Tradisi Bakdo Kupat atau Lebaran Ketupat biasanya diadakan H+7 Idul Fitri sebagai penanda dan wujud syukur berakhirnya Puasa Sunnah 6 hari Syawal.

Seperti tradisi yang ada, Bakdo Kupat juga memiliki makna bagi masyarakat di tanah Jawa tidak terkecuali masyarakat Jawa Tondano.

Dilansir TribunTravel dari kompas.com, Bakdo Kupat memiliki makna persatuan sebagaimana janur kelapa yang dianyam, ikatannya kokoh dan membentuk ruang yang dapat diisi dengan beras.

Tanpa anyaman tidak akan memiliki fungsi tersebut.

Seorang sesepuh masyarakat dan imam masjid Desa Reksonegoro, Muhammad Kyai Wonopatih, menambahkan sajian makanan saat bakdo kupat adalah pemersatu sanak sauadar yang datang dari jauh dan warga lainnya untuk datang bergembira.

Tonton juga: 

Uji Coba LRT Jakarta, Penumpang Keluhkan Kurangnya Gerbong yang Beroperasi

Intip Potret Uniknya Desain Masjid Al Safar Hasil Karya Ridwan Kamil

Melihat Kemegahan Candi Sewu, Destinasi di Klaten yang Tak Boleh Dilewatkan

Mereka bersilaturahmi, menyambung komunikasi dalam ikatan yang kuat, dan tidak mudah dipisahkan.

Pada masa lalu, pesan orang tua untuk menjaga persatuan dituturkan saat menyantap hidangan lezat ini.

Nasihat ini selalu diulang dari tahun ke tahun.

Inilah pesan utama yang selalu hadir dalam bakdo kupat masyarakat Jadon.

2 dari 4 halaman

“Setiap keluarga atau masyarakat pasti ada masalah, bahkan ada yang silaturahminya terputus. Pada momen bakdo kupat inilah hubungan yang renggang tadi bisa ditautkan kembali. Kita menikmati persatuan dan persaudaraan yang hakiki,” ungkap Muhammad Kiyai Wonopatih.

Biaya dan tenaga yang besar bukanlah halangan bagi warga Jaton untuk melaksanakan bakdo kupat.

Mereka sudah menyintai kebiasaan ini sebagai warisan leluhur yang harus diteruskan untuk merawat silaturahmi anak bangsa.

Dilansir TribunTravel dari beberapa sumber, Kupat atau yang dikenal dengan ketupat ini ternyata juga memiliki beberapa fakta unik di antaranya:

1. Sejarah dan Sunan Kalijaga

Dalam sejarah, Sunan Kalijaga ialah orang yang pertama kali memperkenalkan ketupat pada masyarakat Jawa.

Sunan kalijaga inilah yang membudayakan dua kali Bakdo, yaitu Bakdo Lebaran dan Bakdo Kupat.

Bakdo Kupat dimulai seminggu sesudah Lebaran.

Pada hari yang disebut Bakdo Kupat tersebut, di tanah Jawa waktu itu hampir setiap rumah terlihat menganyam ketupat dari daun kelapa muda.

Setelah selesai dimasak, ketupat tersebut diantarkan ke kerabat yang lebih tua, menjadi sebuah lambang kebersamaan umat muslim.

3 dari 4 halaman

2. Simbol Kesucian dan Kesalahan

Menurut para ahli budaya, ketupat memiliki beberapa arti.

Ada yang mengatakannya sebagai simbol yang mencerminkan berbagai macam kesalahan manusia yang telah diperbuatnya, dilihat dari rumitnya anyaman ketupat tersebut.

Ada juga yang mengatakan bahwa ketupat merupakan lambang kesucian hati, jika dilihat dari isi ketupat yang berwarna putih bila dibelah menjadi dua.

3. Mencerminkan kesempurnaan

Jika dilihat dari bentuk ketupat, oleh para ahli bahwa semua itu dikaitkan dengan kemenangan umat Muslim setelah sebulan lamanya berpuasa dan akhirnya menginjak hari yang fitri yaitu hari raya umat Islam yang jatuh pada tanggal 1 Syawal pada penanggalan Hijriyah.

Sementara dari sisi bahasa, kupatan (bahasa Jawa) kiranya berasal dari kata Kaffatan (Bahasa Arab) yang memperoleh perubahan bunyi dalam ucapan Jawa menjadi kupatan.

Sama dengan kata barakah (bahasa Arab) menjadi berkat (bahasa Jawa) atau salama (bahasa Arab) menjadi selamet (bahasa Jawa).

Maka secara istilah, dapat dinyatakan bahwa kupatan adalah simbolisasi dari berakhirnya bulan puasa dan menandai terhadap kesempurnaan atau kaffatan di dalam kehidupan individu dan masyarakat.

Jadi tradisi kupatan sebagai penanda terhadap keislaman manusia yang sudah sempurna.

4 dari 4 halaman

4. Kepercayaan tolak bala

Di antara beberapa kalangan di Jawa, ketupat sering digantung di atas pintu masuk rumah sebagai semacam jimat.

Ada masyarakat yang memegang tradisi untuk tidak membuat ketupat di hari biasa, sehingga ketupat hanya disajikan sewaktu lebaran dan hingga lima hari sesudahnya.

Bahkan ada beberapa daerah di Pulau Jawa yang hanya menyajikan ketupat di hari ketujuh sesudah lebaran saja atau biasa disebut dengan Hari Raya Ketupat.

Sementara di Bali, ketupat (kipat) sering dipersembahkan sebagai sesajian upacara.

Selain untuk sesaji dalam upacara keagamaan.

Peran Sunan Kalijaga dan Makna Ketupat Berbentuk Segi Empat

11 Tradisi Lebaran Ketupat dari Berbagai Daerah di Indonesia

Ini Cara Membuat Ketupat Lebaran yang Enak dan Tahan Lama, Simak Bahan dan Langkah Pembuatannya

5 Zodiak yang Dianggap Paling Sulit Bilang I Love You, Kamu Termasuk?

(TribunTravel.com/ Ratna Widyawati)

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
Jawa TondanoTradisi Bakdo KupatSunan Kalijaga
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved