TRIBUNTRAVEL.COM - Sekarang ini, sampah plastik menjadi jenis sampah yang paling banyak ditemukan.
Tak hanya di daratan, tapi juga di lautan sehingga membuat banyak hewan laut mati karena memakan sampah plastik.
Salah satu jenis sampah plastik yang banyak ditemukan adalah sedotan plastik.
Untuk mengurangi sampah plastik, banyak orang yang kemudian menciptakan sedotan nonplastik.
Salah satunya adalah Yumna Batubara, pendiri Bulung Bambu yang menciptakan sedotan bambu.
Bambu yang digunakan untuk membuat sedotan ini adalah bambu tamiang.
Jenis bambu ini juga sering digunakan sebagai bahan untuk membuat alat musik, seperti suling.
Bambu tamiang ini bisa tumbuh tinggi hingga 10 meter.
Namun, diameternya berukuran kecil, yaitu sekitar satu sampai tiga sentimeter.
Menurut Yumna, sedotan bambu ini bisa bertahan lebih lama daripada sedotan plastik.
Kalau merawatnya benar, sedotan bambu ini bisa digunakan terus hingga dua tahun.
Cara merawatnya adalah mencuci sedotan plastik tanpa sabun segera setelah digunakan.
Setelah itu, keringkan dengan menggunakan lap kain atau tisu bersih.
Diekspor ke Luar Negeri
Bambu yang digunakan untuk membuat biasanya bambu tamiang yang berusia tiga sampai lima tahun.
Setelah dipotong dari pohonnya, bambu akan diamplas sampai halus sehingga tidak melukai bibir.
Lalu, bambu itu dipotong dan dibentuk menjadi sedotan ataupun peralatan makan lainnya, seperti sendok, garpu, dan pisau makan.
Kemudian, peralatan makan dari bambu ini dicuci sampai bersih sampai akhirnya dikemas dan dijual ke pasaran.
Ternyata sedotan bambu ini tidak hanya dijual di Indonesia.
Yumna juga mengekspornya sampai ke luar negeri.
Sebagian besar sedotan bambu ini dijual ke Australia, Inggris, dan Jepang.
Artikel ini telah dimuat di Bobo.grid.id dengan judul Wah, Sedotan Bambu Ciptaan Orang Indonesia Ini Laris di Luar Negeri!