TRIUNTRAVEL.COM - Financial technology atau yang akrab disebut dengan fintech adalah sebuah bisnis yang cukup berkembang di era teknologi yang cukup pesat ini.
Hingga kini sudah banyak platfrom finansial berbasis teknologi yang menawarkan banyak layanan finansial.
Layanan finansial yang biasanya ditawarkan, mulai dari metode pembayaran, tabungan, kredit online, bahkan juga layanan investasi seperti reksadana dan tabungan emas.
Satu di antaranya layanan finansial yang sedang naik adalah fitur pinjaman online PayLater dari Traveloka.
Melalui fitur ini pengguna dapat melakukan liburan kapan saja dengan memanfaatkan program cicilan untuk pembayaran produk perjalanan di Traveloka, mulai dari memesan tiket pesawat, hotel, kereta api dan lainnya.

Tonton juga:
Meskipun banyak kemudahan yang bisa didapatkan, namun banyak orang-orang yang tidak bertanggung jawab sering melakukan penipuan lewat layanan serupa.
Bahkan modus penipuan yang sering digunakan pun sangat bervariatif, termasuk meminta transferan sejumlah uang hingga penipu bisa mendapatkan data-data pribadi yang penting dari korban.
Supaya kamu tidak tertipu dengan modus-modus penipuan online yang kini tengah marak ini ada beberapa tindakan pencegahan yang bisa kamu lakukan.
Dikutip Tribun Travel dari berbagai sumber, simak enam pencegahan yang bisa dilakukan untuk menhindari penipuan Fintech.
• 2 Hari Lagi, Ada Promo GO-PAY PAYDAY Makan di McDonalds dapat Cahsback 50 Persen
• Promo KFC - 5 Potong Ayam Cuma Rp 49.545 Berlaku Mulai Hari Ini dan Besok, Cek Ketentuannya
1. Jangan Tergiur dengan Pencairan Kredit yang Mudah dan Cepat

Penipuan kredit online biasanya menjanjikan pencairan kredit dengan proses yang cepat sehingga korban dapat dengan mudah tergiur begitu saja.
Apalagi jika korban dalam kondisi membutuhkan uang tunai dalam waktu yang cepat juga.
Proses kredit secara online ini memang memiliki proses yang lebih cepat dibandingkan dengan proses kredit secara konvensional.
Namun, saat melakukan proses si korban akan diminta untuk menyerahkan data-data pribadi yang cukup sensitif dan bisa disalahgunakan oleh para pelaku.
Oleh karena itu, ada baiknya jangan tergiur dengan penawaran proses kredit yang cepat ini.
2. Jangan Tergiur Janji Cashback dengan Jumlah Besar

Satu di antara tujuan dari penipuan online adalah si pelaku mendapatkan data-data pribadi korban untuk bisa disalahgunakan.
Pelaku juga bisa memberikan beberapa tawaran janji yang menggiurkan kepada korban, termasuk janji cashback dengan jumlah yang besar.
Data tersebut pada akhirnya akan digunakan untuk bertransaksi via kredit online.
Sehingga korban akan mendapatkan tagihan kredit online dengan jumlah yang besar dan tanpa disadari pula.
3. Meminta Transferan Uang Jaminan sebagai Syarat Pencairan Dana
Modus ini biasanya dilakukan dengan memanfaatkan mental korban yang sedang butuh uang.
Sehingga korban akan melakukan apa pun termasuk, meminjam uang ke orang terdekat, agar pinjaman kredit online-nya bisa cair dengan cepat.
Saat korban lengah, uang jaminan pun sudah didapatkan si pelaku dan dibawa kabur.
4. Jangan Tergiur Penawaran Jasa Pelunasan
Para pelaku biasanya mengaku sebagai ahli IT dari penyedia jasa kredit online dan meminta sejumlah uang untuk bisa membantu menghapuskan tagihan tersebut.
Semakin besar tagihan, semakin besar pula jasa pelunasan utang online ini.
5. Lebih Hati-Hati dengan Modus Penipuan di Era Digital

Maraknya kasus penipuan di era digital patut diwaspadai.
Iming-iming berupa bonus yang besar atau sejenisnya tidak boleh langsung dipercaya.
Kalau suatu saat kamu mencurigai satu bentuk penipuan kamu wajib bisa berhati-hati agar tidak menjadi korban penipuan.
• Inilah Alasan Kenapa Disediakan Menu Makanan Berbeda untuk 2 Pilot dalam 1 Penerbangan
• Liburan ke Gorontalo? Jangan Lupa Singgah di Pulau Saronde, Surganya Negeri Serambi Madinah
• Prakiraan Cuaca BMKG di 33 Kota pada 23 April 2019, Sejumlah Wilayah Diprediksi Alami Hujan Petir
(TribunTravel.com/ Ayumiftakhul)