TRIBUNTRAVEL.COM - Teror bom terjadi di Sri Lanka pada Minggu (21/4/2019).
Akibat teror ini 207 orang meninggal dunia dan 450 orang terluka.
Di antara 207 korban tewas, Kementerian Luar Negeri Sri Lanka menyatakan 36 di antaranya merupakan warga negara asing yang masih diidentifikasi di kamar jenazah Colombo.
Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe menyatakan otoritas telah menahan setidaknya delapan orang yang diduga mempunyai hubungan atas insiden teror bom.
Akibat teror ini pemerintah Sri Lanka meningkatkan keamanan dan jam malam di seluruh penjuru negeri.
Tonton juga:
Pemerintah negara tersebut juga melarang sementara warganya menggunakan media sosial.
Itu untuk mencegah penyebaran informasi yang salah.
Keamanan di bandara Colombo juga terus ditingkatkan.
Sri Lanka adalah Tujuan Wisata Dunia
Sebelum teror ini, Sri Lanka terus mengembangkan pariwisata.
Berkat garis pantai tropis dan hutan rimba, pariwisata telah berkembang pesat di Sri Lanka sejak akhir perang saudara selama puluhan tahun pada 2009.
Berbagai taman nasional di Sri Lanka menawarkan pesona alam liar yang masih terjaga.
Meski begitu satwa liar seperti buaya hingga macan tutul ini bisa sangat berbahaya.
Tahun lalu, satu warga Inggris meninggal karena serangan buaya di Sri Lanka.
Sri Lanka jadi tujuan terbaik Lonely Planet untuk 2019.
Apakah aman berkunjung ke Sri Lanka?
Dalam sebuah rilisnya, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) mengecam keras aksi pengeboman di berbagai lokasi di Sri Lanka pada 21 April 2019.
KBRI di Kolombo terus memantau kondisi WNI di sana.
Menurut Kemlu, tidak ada informasi mengenai WNI yang menjadi korban dalam insiden tersebut.
Data dari Kemlu, ada terdapat sekitar 374 WNI di Sri Lanka, termasuk sekitar 140 orang di Kolombo, Ibu Kota Sri Lanka.
Pemerintah menghimbau WNI selalu waspada dan berhati-hati serta mengikuti arahan dari otoritas keamanan setempat.
Untuk keluarga dan kerabat yang membutuhkan informasi mengenai kondisi di Sri Lanka bisa menghubungi hotline KBRI Kolombo +94772773123.
Dilansir dari Independent.co.uk, Kantor Luar Negeri Inggris menyarankan traveler untuk menunda perjalanan ke Sri Lanka atau melakukan perubahan rute ke tempat lain.
(TribunTravel.com/Arif Setyabudi)