TRIBUNTRAVEL.COM - Suasana di Kebun Raya Eka Karya Bali atau yang lebih terkenal dengan nama Kebun Raya Bedugul di Kecamatan Baturiti, Tabanan memang sangat sejuk dan tenang.
Tak heran jika pengunjung sangat menikmati suasana di tempat ini, ditambah dengan udara segar yang jauh dari hiruk pikuk perkotaan.
Pemandangan alam yang memukau menyebabkan pengunjung betah berlama-lama di tempat ini.
Berbagai kegiatan dilakukan oleh pengunjung seperti piknik, outboound, reuni, bahkan mungkin menjauhkan diri dari hiruk pikuk perkotaan yang kerap membuat penat.
Kebun Raya Bedugul yang memiliki luas lahan ratusan hektare ini memiliki 2.500 jenis tanaman baik koleksi umum dan koleksi tematik.
Bahkan sejumlah tanaman langka seperti tanaman anggrek hantu dan pohon majegau menjadi koleksi langka dari Kebun Raya Bedugul.
Koleksi tanaman yang beragam sebagian besar berasal dari Indonesia bagian timur.
Ada dua kategori dalam penyebutan tanaman yakni koleksi umum berupa pepohonan, dan koleksi tematik yang memiliki tema seperti tanaman untuk upacara adat, anggrek, begonia, kaktus, tanaman paku.
Berdasarkan data dari Kebun Raya Eka Karya Bali, 2.500 jenis tanaman tersebut diantaranya anggrek, bambu, paku, tanaman obat, dan tanaman untuk upacara adat dan jenis begonia.
Rinciannya, jenis koleksi tematik seperti tumbuhan anggrek sebanyak 287, bambu 75 jenis, tumbuhan paku 203 jenis, jenis tanaman obat 334, tanaman untuk upacara adat sebanyak 212 jenis dan tanaman dengan jenis begonia 96.
Kemudian untuk tanaman koleksi umum sebanyak 1.324 jenis.
Kepala Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Eka Karya Bali LIPI, Bayu Adjie menyatakan saat ini Kebun Eka Karya Bali mengkoleksi tumbuhan sekitar 2.500 jenis.
Tanaman yang dikembangbiakan kebun raya Bali sebagian besar dari tumbuhan yang berada di dataran tinggi Indonesia bagian Timur.
Bayu menyebutkan, koleksi tanaman langka diantaranya seperti jenis anggrek kasut hijau (Paphiopedilum javanicum) dan jenis anggrek hantu (Taeniophyllum).
Kemudian tanaman palem, bunga bangkai dan untuk jenis tanaman upacara adat langka adalah majegau (dysoxyllum meliaceae).
“Tanaman ini kami dapatkan pohonnya di Desa Tenganan, Karangasem,” ucapnya.
Untuk tahun 2019 ini, kata dia, Kebun Raya Bedugul menargetkan taman tematik baru yakni taman upacara adat atau taman panca yadnya.
Taman ini nantinya menawarkan berbagai jenis tanaman untuk upacara adat Bali kepada pengunjung kebun raya Bali.
Rencananya, sebanyak 212 jenis tanaman upacara adat akan disediakan.
“Secara keseluruhan masyarakat di Bali dalam upacara adat yang banyak digunakan tanaman dengan jenis cemara kesem, majegau, cemara pandak dan garsinia,” terangnya.
Kemudian, disinggung mengenai kunjungan, Bayu Adjie mengatakan kunjungan wisatawan didominasi oleh wisatawan asal China dan selanjutnya disusul oleh Australia dan Jepang.
Rata-rata pengunjung setiap harinya antara 5.000 orang, sedangkan khusus hari libur atau akhir pekan biasanya tembus hingga 7.000 orang.
Menurut data yang berhasil diperoleh, tiga tahun terakhir kunjungan wisatawan baik domestik dan mancanegara menunjukkan peningkatan, namun pada tahun 2017 sempat mengalami penurunan lantaran beberapa faktor seperti bencana alam.
Rinciannya, tahun 2015 kunjungan wisatawan sebanyak 396.616 orang, kemudian meningkat di tahun 2016 menjadi 588.485 orang, dan sempat menurun di tahun 2017 menjadi 479.213 orang.
“Kunjungannya tiap tahun meningkat, hanya saja tahun 2017 sempat menurun lantaran beberapa faktor seperti akibat bencana alam yang terjadi di Bali dan khususnya Tabanan,” katanya.(*)
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Kebun Raya Bedugul Punya Koleksi 2.500 Tanaman, Tahun 2019 Ini Akan Kembangkan Taman Panca Yadnya