Breaking News:

Terkuak Asal Cahaya Gua Batu Cermin di Labuan Bajo, Sinar Pantulannya Terlihat seperti Cermin

Sebuah fenomena yang munculnya sebuah cahaya yang ada di Gua Batu Cermin, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Simak cerita asal usulnya berikut.

kemenpar.go.id
Gua Batu Cermin, Labuan Bajo 

TRIBUNTRAVEL.COM - Sebuah fenomena yang munculnya sebuah cahaya yang ada di Gua Batu Cermin, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Misteri ini merupakan kejadian yang ada dalam sebuah fiksi ilmiah Gua Batu Cermin yang diketahui warga sekitar disebut-sebut sebagai Watu Sermeng.

Gua tersebut mampu memantulkan cahayanya pada dinding batu, sehingga merefleksikan cahaya kecil ke are lain.

Pantulan cahaya dalam gua tersebut, terlihat seperti cermin.

Misteri Cahaya Gua Batu Cermin Labuan Bajo
Misteri Cahaya Gua Batu Cermin Labuan Bajo (kemenpar.go.id)

Gua Batu Cermin ini sama halnya dengan gua-gua lain pada umumnya, yakni mampu meredam bunyi sehingga menjadi kedap suara.

Menyebabkan tidak adanya gema dan gaung yang bisa ditimbulkan dari bunyi-bunyian yang ada di dalamnya.

Jika kamu penasaran dengan Gua Batu Cermin di Labuan Bajo, kamu bisa berkunjung langsung dan menyaksikan fenomena yang cukup langka ini.

Gua ini bisa kamu tempuh dari pusat kota Labuan Bajo sekitar 15 menit saja.

Tonton juga:

Pengunjung bisa mengunjunginya dengan kendaraan karena akses menuju lokasi relatif mudah dengan jalanan yang beraspal.

2 dari 3 halaman

Deretan bukit nan hijau dan pepohonan yang berada di sepanjang jalan menjadi pemandangan yang bisa kamu temui saat menuju lokasi gua.

Setibanya di pintu masuk kawasan wisata Gua Batu Cermin, kamu akan menemukan sebuah warung makan dan area parkir yang cukup luas.

Setelah membeli tiket, para pengunjung harus berjalan sekitar 300 meter untuk mencapai gua.

Ada banyak deretan pohon bambu yang rimbun dan memanjakkan mata.

Sesekali pengunjung juga bisa melihat beberapa monyet bergelantungan atau sekadar duduk-duduk di kanan-kiri.

Dikutip Tribun Travel dari laman resmi kemenpar.go.id, gua ini pertama kali mendapat perhatian dunia pada 1951 oleh seorang arkeolog dan misionaris asal Belanda, Theodore Verhoven.

Untuk memasuki gua utama, pengunjung harus menaiki tangga yang sudah disemen.

Terdapat gua pembuka dengan jalur yang relatif luas dan mudah untuk dilalui.

Beberapa pohon terlihat merambat dengan akar yang cukup besar menempel di dinding gua pembuka.

Tepat di bibir masuk gua utama, para pengunjung diminta untuk memakai helm dan menyalakan penerangan di seluler masing-masing.

3 dari 3 halaman

Panjang gua ini kurang lebih 15-20 meter, tapi ada beberapa titik di mana kita harus berjalan merunduk karena posisi stalaktit dan stalagmit cukup rendah.

Udara dalam gua cukup lembap meski cuaca cerah karena masih ada beberapa genangan air.

Gua Batu Cermin ini merupakan gua yang tidak bagus dalam hal memantulkan suara, namun sangat bagus untuk memantulkan cahaya.

Di satu titik gua dimana terdapat lorong buntu dan di atasnya terdapat celah yang membuat cahaya dari luar masuk ke dalam gua.

Cahaya yang masuk akan terefleksi pada dinding gua dan membentuk cermin alami.

Inilah alasannya mengapa dua ini diberikan nama Gua Batu Cermin.

(TribunTravel.com/ Ayumiftakhul)

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
Labuan BajoGua Batu Cermin
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved