TRIBUNTRAVEL.COM - Sudah tahu kuliner Torok Bintul?
Torok Bintul merupakan makanan khas dari Jepara yang unik dan menggugah selera.
Bahan utama kuliner Torok Bintul adalah ketan putih yang dicampur dengan kacang tolo.
Nama Torok Bintul sendiri berasal dari kata "Torok" yang artinya menaruh dan kata "Bintul" yang artinya bentol.
LIHAT JUGA:
Jadi jika dilihat sekilas bentuk ketannya seperti terkena bentol-bentol.
Dalam proses pemasakannya, ketan direndam selama 3 jam agar pulen dan empuk.
Gerai yang menyajikan kuliner Torok Bintul ini adalah "Dapoer Tempo Doeloe".
Dapoer Tempo Doeloe ini ada di acara Solo Indonesia Culinary Festival 2019.
Solo Indonesia Culinary Festival 2019 merupakan sebuah acara merarik yang digelar di Benteng Vastenburg.
Pergelaran Solo Indonesia Culinary Festival 2019 berlangsung selama 4 hari mulai tanggal 4-7 April 2019.
Solo Indonesia Culinary Festival 2019 digelar mulai pukul 10:00-22:00 WIB yang menampilkan festival kuliner dari berbagai daerah.
Banyak stand yang menyajikan menu kuliner menarik di acara Solo Indonesia Culinary Festival 2019.
Satu diantaranya datang dari stand Dapoer Tempo Doeloe yang memiliki menu unik khas Jepara, Pati, hingga Kebumen.
Yesi, pemilik stand Dapoer Tempo Doeloe mengaku jika mempunyai tim memasak dari berbagai daerah.
Mulai dari Wonogiri, Karanganyar, Jepara, Sukoharjo, hingga dari Sragen.
Tim tersebut sengaja dikumpulkan untuk membuat menu makanan yang khas dari wilayah masing-masing.
Dapoer Tempo Doeloe menyajikan kuliner tradisional dari beberapa wilayah, seperti Torok Bintul, Alu-Alu, hingga Nasi Penggel.
Dalam penyajiannya, seporsi Torok Bintul disajikan dengan diberi parutan kelapa saja.
Sehingga Torok Bintul ini memiliki rasa yang sangat gurih dan sedikit manis dari kacang tolo.
Seporsi kuliner Torok Bintul dijual dengan harga yang sangat murah, yakni Rp 5 ribu saja.
Selain Torok Bintul, ada juga kuliner yang berbahan dasar ketan lainnya, yakni Alu-Alu makanan khas Pati.
Alu-Alu merupakan kuliner yang sekilas bentuknya mirip dengan lontong namun teksturnya lebih kenyal.
Proses pembuatan Alu-Alu pun mirip seperti proses pembuatan lontong, yakni dibungkus dengan daun pisang.
Penggunaan daun pisang membuat kuliner Alu-Alu memiliki warna kehijauan.
Alu-Alu disajikan dengan parutan kelapa muda yang membuat rasanya menjadi gurih dan lezat.
Kuliner Alu-Alu ini dijual dengan harga yang ramah di kantong, yakni Rp 5 ribu saja per porsi.
Dapoer Tempo Doeloe juga menyajikan menu Nasi Penggel khas Kebumen.
Seporsi Nasi Penggel berisi nasi putih dengan lauk sayur nangka muda dengan daun melinjo, kikil, tahu, tempe, dan emping.
Ada juga menu makan berat yang dijual hingga pukul 22:00 WIB, seperti sayur cabai hijau, pecel, tumpang, hingga sayur besengek.
Semua makanan berat tersebut dibanderol hanya Rp 10 ribu saja sudah termasuk nasi dan sayur.
Untuk menambah lauk seperti tahu, tempe, kerupuk tinggal menambah biaya Rp 1 ribuan.
(TribunTravel.com/ Nurul Intaniar)