Breaking News:

Mengunjungi Tumurun Private Museum, Destinasi Wisata di Kota Solo yang Penuh Edukasi Seni

Tumurun Private Museum bisa dibilang sebagai tempat wisata baru di Kota Solo, Jawa Tengah.

Editor: Sinta Agustina
Instagram/kantifiona
Tumurun Private Museum 

TRIBUNTRAVEL.COM - Tumurun Private Museum bisa dibilang sebagai tempat wisata baru di Kota Solo, Jawa Tengah.

Terletak di Jalan Kebangkitan Nasional No 2, Laweyan, Solo museum ini tidak sulit dicari meski tak ada papan namanya.

Dibuka sejak April 2018 lalu, Tumurun Private Museum ini didirikan untuk menampung koleksi almarhum HM Lukminto pendiri perusahaan tekstil terbesar di Asia Tenggara, PT. Sri Rejeki Isman (Sritex).

Museum yang dikelola oleh Iwan Kurniawan Lukminto ini terinspirasi dari koleksi-koleksi sang ayah dan juga dirinya sendiri.

Lokasi Tumurun Private Museum, di Jalan Kebangkitan Nasional No 2, Laweyan, Solo
Lokasi Tumurun Private Museum, di Jalan Kebangkitan Nasional No 2, Laweyan, Solo (TribunStyle.com/Desi Kris)

Iwan Kurniawan Lukminto atau yang akrab disapa Wawan akhirnya membuat space yang besar untuk menampung koleksi pribadinya dan sang ayah.

Salah satu koleksi yang begitu menarik adalah mobil Mercy keluaran 1972 milik almarhum H.M Lukmito.

Mobil Mercy keluaran tahun 1972 milik almarhum H.M Lukmito, menjadi salah satu koleksi di Tumurun Private Museum
Mobil Mercy keluaran tahun 1972 milik almarhum H.M Lukmito, menjadi salah satu koleksi di Tumurun Private Museum (TribunStyle.com/Desi Kris)

Berapa harga tiket masuk ke Tumurun Private Museum?

"Free karena anak-anak sekolah itu kan ketika mereka bersekolah itu udah bayar ya, SPP, uang gedung, untuk mendapatkan edukasi, lah kita membuka wadah tempat untuk mengapresiasi seni itu supaya gak usah bayar lagi," ujar Vilmala Sari, Manager Tumurun, saat ditemui pada Selasa (5/3/2019).

"Kenapa ke tempat edukasi untuk mengenal seni harus bayar lagi, kan kasian menurut kami," tambahnya.

Karya seni yang tidak boleh dilewatkan ketika berkunjung ke museum seperti lukisan dari Heri Dono.

Koleksi lukisan karya Heri Dono, dengan judul Badman And SuperBad
Koleksi lukisan karya Heri Dono, dengan judul Badman And SuperBad (TribunStyle.com/Desi Kris)

Lukisan yang diberi judul Badman And SuperBad ini dibuat pada 2003 silam.

2 dari 2 halaman

Karya tersebut ternyata gambaran untuk mengkritisi perang antara Amerika Serikat dengan Irak.

Pelukis beranggapan jika perang yang terjadi seperti radikalisme dan pengahancuran senjata hanya akal-akalan saja.

Selain itu terdapat pula seni lukis Islami karya Abdul Djalil Pirous, saksi hidup perjalanan seni rupa di Indonesia.

Dengan karyanya, Pirous sudah melewati zaman dan mazhab seni yang berkembang di Indonesia dari seni modern hingga kontemporer.

Seni lukis Islami karya Abdul Djalil Pirous yang berjudul Sapalah Kehidupan dengan Ramah.
Seni lukis Islami karya Abdul Djalil Pirous yang berjudul Sapalah Kehidupan dengan Ramah. (TribunStyle.com/Desi Kris)

Karya lukis yang dibuat pada 2013 itu diberi judul Sapalah Kehidupan dengan Ramah.

Ada yang menarik dari lukisan tersebut.

Berdasarkan akun Instagram @tumurunprivatemuseum, lukisan itu terdapat sebait Surat Al-Isra ayat 37 yang ditulis dengan metode kaligrafi.

Tulisan tersebut memiliki arti “dan janganlah berjalan di muka bumi dengan sombong, sungguh tidak kau dapat menembus bumi. Dan tiada kau mencapai ketinggian gunung.”

Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul Tumurun Private Museum, Wisata Kota Solo Penuh Edukasi Seni.

Selanjutnya
Sumber: Tribun Solo
Tags:
Tumurun Private Museum
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved