Breaking News:

Mengandung Senyawa Beracun, Ikan dan Kerang dari Teluk Jakarta Tak Layak Dikonsumsi

Makan ikan dan kerang yang berasal dari Teluk Jakarta diklaim berbahaya karena mengandung senyawa beracun dan berbahaya (B3).

Tribun Lampung
Ilustrasi Kerang hijau 

TRIBUNTRAVEL.COM - Hampir setiap orang di dunia ini suka mengonsumsi seafood.

Selain lezat, makanan laut juga kaya protein dan mengandung banyak manfaat baik bagi tubuh.

Namun, seafood yang menyehatkan itu kini telah berubah menjadi makanan yang perlu kita waspadai.

Terutama bagi kamu yang tinggal di kawasan Jakarta.

Makan ikan dan kerang yang berasal dari Teluk Jakarta diklaim berbahaya karena mengandung senyawa beracun dan berbahaya (B3).

Senyawa ini merusak organ ikan dan melumpuhkan kerang, kata seorang pakar dikutip dari laman AsiaOne, Sabtu (23/2/2019).

Madagascars Seafood Resto
Madagascars Seafood Resto (TRIBUN JOGJA/ Gilang Satmaka)

Seorang profesor di Fakultas Kelautan dan Perikanan Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Etty Riani, mengatakan kepada wartawan, Kamis (21/2/2019) bahwa kualitas ikan tergantung pada kualitas lingkungan.

"Orang yang mengonsumsi ikan dari Teluk Jakarta rentan terhadap kanker dan penyakit degeneratif seperti gagal ginjal," katanya.

Di lingkungan yang tercemar, ikan rentan terhadap kontaminasi dari senyawa berbahaya, seperti senyawa logam yang dapat merusak jaringan ikan, karsinogen, dan mutagen.

Prof Etty menjelaskan, senyawa logam masuk ke tubuh ikan melalui pori-pori kulit, insang atau ketika ikan sedang makan.

2 dari 2 halaman

Senyawa tersebut kemudian menumpuk di organ tubuh ikan.

Sungai Citarum dan Teluk Jakarta adalah daerah pesisir yang paling tercemar, katanya.

Senyawa berbahaya telah ditemukan di barakuda, pepetek, sokang, beloso dan kerang yang berasal dari Teluk Jakarta.

Sejumlah petugas membersihkan hamparan sampah di pesisir Cilincing, Jakarta Utara, Rabu (28/3/2018). Sampah yang mayoritas berasal dari limbah domestik rumah tangga itu diperkirakan mencapai panjang kurang lebih 500 meter, mulai dari KBN Marunda hingga permukiman warga.
Sejumlah petugas membersihkan hamparan sampah di pesisir Cilincing, Jakarta Utara, Rabu (28/3/2018). Sampah yang mayoritas berasal dari limbah domestik rumah tangga itu diperkirakan mencapai panjang kurang lebih 500 meter, mulai dari KBN Marunda hingga permukiman warga. (KOMPAS.COM/MAULANA MAHARDHIKA)

Kerang yang terkontaminasi oleh senyawa berbahaya menjadi berbuih dalam bentuk tidak rata.

Hal ini menjadi tanda jika daging ikan tidak aman dimakan.

Sebagai perbandingan, Prof Etty mengatakan meskipun ikan di Kepulauan Seribu di utara pantai Jakarta juga terkontaminasi oleh senyawa logam, jumlahnya jauh lebih rendah, membuat ikan di sana relatif aman untuk dikonsumsi.

"Selama ini, pemeriksaan B3 pada ikan yang diekspor telah dilakukan, tetapi saya belum pernah mendengar (pemeriksaan B3) pada ikan untuk konsumsi lokal," kata Prof Etty.

TribunTravel.com/rizkytyas

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
teluk jakartaCilincingSungai Citarum
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved