TRIBUNTRAVEL.COM - Selain pantai, Gunungkidul masih menyimpan beragam potensi wisata.
Satu diantaranya adalah Wulenpari yang berada di Desa Beji tepat dipinggir sungai Oya.
Wulenpari tepatnya berada di Desa Beji, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul.
Wisatawan bisa melewati Jalan Yogyakarta-Wonosari untuk menuju lokasi.
Setelah melewati Desa Putat, pengunjung akan menemukan penunjuk jalan untuk ke Desa Beji.
Hamparan sawah menyambut wisatawan di daerah tersebut.
Jika wisatawan sudah melewati Kantor Kepala Desa Beji maka akan menemui papan petunjuk.
Papan petunjuk tersebut ada dua, yang satu menuju rumah makan Jelok, sementara yang satu lagi menuju Wulenpari.
Saat menuju Wulenpari tersebut, pengunjung harus melalui jembatan gantung.
Setelah melalui jembatan gantung, wisatawan harus lebih berhati-hati lantaran di sebelah kanan merupakan Sungai Oya sedangkan di sisi kiri terdapat rumput-rumput.
Di sekitar lokasi tersebut, terdapat homestay yang berbentuk rumah-rumah tradisional.
Satu diantara pengelola Wulenpari, Aminudin Aziz mengatakan berdirinya Wulenpari diawali setelah bencana badai cempaka.
Bencana yang menyebabkan sekitar Sungai Oya rusak ini memaksa dirinya bersama warga melakukan revitalisasi di sekitar lokasi.
"Setelah itu, warga membuat tempat peristirahatan di tepi Sungai Oya, dan saat ini menjadi destinasi wisata Wulenpari," katanya pada Tribunjogja.com, Rabu (30/1/2019).
Setelah digunakan warga untuk beritirahat, kini Wulenpari dijadikan tempat istirahat bagi masyarakat yang akan berkunjung ke wisata Gunungkidul.
Di sini, pengunjung akan dimanjakan dengan masakan tradisional khas Gunungkidul.
"Tidak hanya menyajikan masakan khas saja tetapi setiap 35 hari sekali tepatnya Minggu Kliwon di sini dibuka pasar yang diberi nama Pasar Sopo Aruh. Konsep pasar sendiri dikembalikan kembali yaitu pasar tradisional," katanya.
Selainkan untuk memulihkan aktifitas ekonomi warga, pasar ini juga bertujuan untuk menggalakkan kembali tegur sapa antar masyarakat.
"Dengan rasa peduli tersebut diharapkan mengurangi angka bunuh diri. Konon orang nekat bunuh diri dilakukan karena para pelaku merasa sendiri," tuturnya.
Sementara itu seorang warga bernama Partini menuturkan, dirinya merasa perekonomiannya terbantu karena adanya pasar ini.
"Selama ini saya hanya bertani saja dengan adanya pasar ini sedikit membantu perekonomian saya. Hari ini saya bisa berjualan di Pasar Sopo Aruh ini dengan berjualan makanan tradisional seperti jagung bakar. Ke depannya saya ingin berjualan ikan bakar yang ikannya didapat dari sungai ini," katanya.
Seorang pengunjung asal Yogyakarta, Gunawan Bagus mengatakan, dirinya sering ke Gunungkidul dan mengetahui tempat Pasar Sopo Aruh dari temannya.
"Makanan di sini tergolong terjangkau, dari mulai harga Rp 20 ribu hingga Rp 50 ribu. Tetapi tak hanya makanannya saja suasana di sini sangat enak mendengarkan gemricik air tanpa ada suara kendaraan satupun," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Wulenpari dan Pasar Sopo Aruh, Wadah Tegur Sapa Warga Gunungkidul dan Wisatawan