TRIBUNTRAVEL.COM - Indonesia memiliki kekayaan budaya dan sejarah dari Sabang sampai Merauke.
Tak heran, ada begitu banyak museum di Indonesia sebagai upaya merawat, melestarikan, sekaligus memberikan edukasi kepada masyarakat tentang warisan budaya yang ada.
Satu di antara beragam jenis museum di Indonesia adalah museum purbakala.
Museum purbakala menjadi tempat di mana traveler bisa merasakan sensasi pergi ke masa pra-sejarah dan mengintip sekilas tentang kehidupan nenek moyang.
Kali ini, TribunTravel.com telah merangkum tiga museum purbakala di Indonesia.
Museum Purbakala Sangiran terkenal sebagai satu di antara destinasi museum di Kota Solo.
Namun, kawasan Museum Purbakala Sangiran mencakup tiga kecamatan di Kabupaten Sragen (Kecamatan Gemolong, Kecamatan Kalijambe, dan Kecamatan plupuh) dan satu kecamatan di Kabupaten Karanganyar (Kecamatan Gondangrejo).
Museum Purbakala Sangiran memiliki koleksi yang mencakup fosil manusia purba, fosil binatang betrulang belakang (gajah purba, kerbau purba, babi, badak, dan harimau).
Ada pula fosil binatang laut dan air tawar, seperti buaya, ikan, kepiting, gigi ikan hiu, moluska, kura-kura, dan foraminifera.
Selain fosil makhluk hidup zaman purba, Musuem Purbakala Sangiran juga mencakup bebatuan seperti rijang, kalsedon, diatom, dan batu meteor, serta artifak batu seperti serpih, bilah, serut, kapak persegi, dan lainnya.
Melihat begitu lengkapnya koleksi Museum Purbakala Sangiran, tak heran situs ini sangat penting bagi perkembangan ilmu arkeologi di Indonesia dan Asia.
Situs Sangiran pun ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia no. 593 oleh Komite World Heritage di Merida, Meksiko.
2. Museum Purbakala Pleret
Museum Purbakala Pleret terletak di alamat Jl. Pleret, Kedaton, Pleret, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Museum Sejarah Purbakala Pleret di bangun sejak tahun 2004 dan mulai dibuka untuk umum pada 10 Maret 2014.
Tidak seperti Museum Purbakala Sangiran, Museum Sejarah Purbakala Pleret menyimpan benda bersejarah peninggalan Kerajaan Mataram.
Seperti landasan tiang yang bernama Umpak Keraton Kerto, sumber mata air Keraton Pleret bernama Sumur Gumuling, pohon berusia ratusan tahun yang disebut Randu Alas Raksasa, arca dewa kemakmuran Archa Jambhala.
Total ada sekitar 200 benda bersejarah yang menjadi koleksi Museum Purbakala Pleret.
Jika traveler ingin mengintip jejak kehidupan masa purba di Bali, cobalah berkunjung ke Museum Gedong Arca.
Museum Gedong Arca terletak di Jl. Raya Tampaksiring, Bedulu, Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Bali.
Koleksi di Museum Gedong Arca adalah benda warisan budaya yang dikumpulkan dari zaman prasejarah atau batu ke perunggu, serta periode sejarah dari abad ke-8 hingga masehi abad ke-15.
Total ada sekitar 3.000 benda koleksi di sini.
Benda-benda yang berasal dari masa prasejarah yang menjadi koleksi Museum Gedong Arca juga berupa alat-alat rumah tangga, berburu, menangkap ikan, bercocok tanam, serta alat untuk keperluan ritual keagamaan.
Pembangunan Museum Gedong Arca diawali atas prakarsa Professor Soejono dan Soekarto Atmojo, yang merupakan mantan Kepala Dinas Purbakala Bali sejak 1958-1959.
Namun, museum baru didirikan pada 14 September 1974.
(TribunTravel.com/Rizki A. Tiara)