TRIBUNTRAVEL.COM - Musim hujan telah tiba.
Jelang akhir bulan Januari, intensitas hujan pada umumnya semakin meningkat.
Namun, bukan berarti hujan menghalangi traveler untuk berlibur sekaligus meredakan penat.
Satu spot wisata yang cocok dikunjungi untuk liburan saat musim hujan adalah museum seni.
Dengan berada di museum seni, traveler bisa belajar budaya maupun sejarah sekaligus tidak perlu khawatir kehujanan.
Kali ini, TribunTravel.com telah merangkum tiga museum seni yang terletak di di Jakarta.
Terletak di Jalan Pintu Besar Utara Nomor 27, Jakarta Barat, Museum Wayang menempati bangunan peninggalan Belanda.
Dulunya bangunan tersebut adalah De Oude Hollandsche Kerk (Gereja Lama Belanda) yang dibangun paa 1640.
Kemudian, gereja tersebut berganti nama De Nieuwe Hollandse Kerk (Gereja Baru Belanda) setelah diperbaiki pada 1732.
Baru pada 13 Agustus 1975, Museum Wayang dibangun di bekas gereja ini.
Sesuai namanya, Museum Wayang menyimpan beragam jenis dan bentuk wayang dari seluruh Indonesia.
Selain itu, ada pula wayang dari luar negeri, seperti China maupun Kamboja.
Total ada lebih dari 4.000 wayang yang terdiri atas wayang kulit, wayang golek, wayang kardus, wayang rumput, wayang janur, topeng, boneka, wayang beber dan gamelan.
Selain wayang, ada koleksi boneka di Museum Wayang yang berasal dari Eropa, Thailand, China, India, Kolombia, Suriname, dan lainnya.
2. Museum Seni Rupa dan Keramik
Museum Seni Rupa dan Keramik terletak di di Jalan Pos Kota No 2, Kotamadya Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta.
Museum ini terletak di kawasan kota lama Jakarta Barat.
Bangunan Museum Seni Rupa dan Keramik ini dibangun pertama kali pada tahun 1870 oleh arsitek Jhe. W.H.F.H. van Raders pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Pieter Miyer untuk digunakan sebagai Rad van Justitie atau Kantor Pengadilan.
Sesuai namanya, Museum Seni Rupa dan Keramik menampilkan berbagai ragam seni rupa tradisional dan keramik dari Indonesia.
Seperti patung, totem kayu, grafis, sketsa, dan batik lukis.
Diantara koleksi-koleksi tersebut ada beberapa koleksi unggulan dan amat penting bagi sejarah seni rupa di Indonesia.
Misalnya, lukisan yang berjudul ‘Pengantin Revolusi’ karya Hendra Gunawan, ‘Bupati Cianjur’ karya Raden Saleh, ‘Ibu Menyusui’ karya Dullah, ‘Seiko’ karya S.Sudjojono, dan ‘Potret Diri’ karya Affandi.
Sementara, koleksi keramik di dalam museum berasal dari dalam dan luar negeri.
Seperti keramik lokal dari Aceh, Medan, Palembang, Lampung, Jakarta, Bandung, Purwakarta, Yogyakarta, Malang, Bali, Lombok, dan lainnya.
Serta keramik dari China, Jepang, Thailand, Eropa, dengan koleksi terbanyak dari China terutama pada masa Dinasti MIng dan Ching.
Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta ini masuk dalam kategori pusat pelestarian seni rupa bertaraf internasional.
3. Museum Tekstil
Museum Tekstil terletak di Jalan Aipda K.S. Tubun No.4, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat dan resmi dibuka pada 28 Juli 1976.
Lebih dari 1.000 koleksi karya seni yang berkaitan dengan dunia tekstil di Indonesia dipamerkan di sini.
Sebagian besar dari koleksi tersebut merupakan koleksi tekstil tradisional Indonesia.
Yakni, koleksi kain tenun, koleksi kain batik, koleksi peralatan, dan koleksi campuran.
Ada pula batik Yogyakarta, Solo, Pekalongan, Cirebon, Palembang, Madura, dan Riau, serta peninggalan bersejarah bendera Keraton Cirebon yang terbuat dari bahan kapas berupa batik tulis yang berhias kaligrafi Arab.
Bendera mirip plakat itu konon merupakan peninggalan bersejarah dari tahun 1776 M yang sangat disakralkan di Keraton Cirebon.
Satu spot unik di Museum Tekstil adalah adanya Taman Pewarna Alam dengan pepohonan yang dapat digunakan sebagai bahan baku pewarna alami pada kain.
(TribunTravel.com/Rizki A. Tiara)