Breaking News:

Cuaca Panas Ekstrim di Australia Akibatkan Satwa Liar Mati dan Buah Mengeras

Selama empat hari terakhir di Australia masuk dalam 10 besar hari terpanas yang pernah tercatat dalam rekor.

propakistani.pk
Ilustrasi Gelombang Panas 

TRIBUNTRAVEL.COM - Badan Meteorologi Australia pada Rabu (16/1/2019) menyatakan, selama empat hari terakhir di Australia masuk dalam 10 besar hari terpanas yang pernah tercatat dalam rekor.

Badan tersebut menambahkan, seluruh negara bagian dan teritori terdampak oleh gelombang panas.

CNN mewartakan, cuaca panas ekstrem di Australia menyebabkan satwa liar mati dan buah-buahan menjadi kisut.

Baca: Awan Misterius Morning Glory hanya Terjadi di Australia, NASA pun Belum Tahu Penyebabnya

Temperatur tinggi menyebabkan lebih dari satu juta ikan mati di Murray-Darling River Darling.

Kawanan kelelawar juga menyerah pada panas dan jatuh dari pohon-pohon di Adelaide.

Sementara itu, buah-buahan di Australia Selatan menjadi kisut dan mengeras sehingga tidak bisa dipanen.

Suhu di Pelabuhan Augusta, Australia Selatan, bahkan mencapai 48,5 derajat Celcius pada Selasa lalu, rekor tertinggi sejak 1962.

Sementara itu, temperatur udara di kota Tarcoola menyentuh 49 derajat Celcius.

Lokasi lain, suhu diperkirakan tetap berada di atas 40 derajat Celcius dan cuaca panas diprediksi bertahan sampai Jumat mendatang.

2 dari 3 halaman

Hari terpanas di kota Sydney akan menyentuh 34 derajat Celcius pada Jumat (18/1/2019).

Di Perint, suhu akan meningkat 15 derajat Celcius dari rata-rata Januari pada Jumat menjadi 45 derajar Celcius.

Pakar meteorologi cuaca ekstrem Sarah Fitton mengatakan, gelombang panas merupakan bencana alam paling mematikan di Australia.

Menurutnya, masih banyak orang yang meremehkan keganasan cuaca panas.

Dalam kondisi bugas sekali pun, dia menilai manusia tetap harus mengambil tindakan pencegahan.

"Gelombang ini tidak hanya berdampak pada masyarakat yang rentan, mereka yang berusia lanjut atau hamil atau anak-anak muda," ucapnya, seperti dikutip dari ABC News.

"Tapi mereka juga dapat berdampak besar pada orang sehat, dan juga pada infrastruktur, seperti listrik dan transportasi," imbuhnya.

Fitton menyatakan, gelombang panas di Australia disebabkan oleh sistem tekanan tinggi di Laut Tasman yang tidak bergerak, sehingga menyebabkan langit cerah di Autralia tengah.

"Di utara, kami belum melihat permulaan monsun," ucapnya.

"Jadi masih ada langit yang cukup cerah dan tidak banyak hujan atau aktivitas badai di Australia utara," imbuhnya.

3 dari 3 halaman

 Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Satwa Liar Mati dan Buah Mengeras Akibat Cuaca Panas di Australia

Selanjutnya
Sumber: Tribun Jogja
Tags:
Badan Meteorologi AustraliaAustralia SelatanTribunTravel.com
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved