TRIBUNTRAVEL.COM - Warna pasir pantai yang beraneka ragam dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Seperti jenis bebatuan, pecahan kerang, warna koral, kalsium karbonat yang berasal dari hewan laut, hingga aktivitas gunung berapi.
Aktivitas gunung berapi di Hawaii pun menciptakan pasir pantai baru.
Dikutip TribunTravel.com dari laman Travel and Leisure, Gunung Kilauea yang meletus pada Mei 2018 lalu tak hanya menyebabkan kerusakan parah di daerah sekitarnya dan kerugian mencapai 480 juta dolar AS.
Namun, aliran lava dari erupsi Gunung Kilauea juga menimbulkan pasir pantai baru berwarna hitam di Big Island, Hawaii, menurut laporan CNN.
Tak hanya itu, ada juga dua tempat selancar baru yang berada di kawasan Kepo'okalani Hale Beach Park.
Para pihak berwenang di Hawaii berharap, itu akan menjadi satu hal yang dapat menarik para pengunjung atau wisatawan ke Hawaii.
"Kami berharap masyarakat dan pengunjung dapat menjadikan di tempat spesial ini sebagai kenang-kenangan dengan orang tercinta, dan selalu mengingat kemampuan unik Pulau Hawaii yang terus berkembang," kata direktur eksekutif Biro Pengunjung Hawaii, Ross Birch kepada CNN.
Lalu, bagaimana pantai baru ini terbentuk?
Tina Neal, ilmuwan yang bertugas di USGS Hawaiian Volcano Observatory, menjelaskan kepada Los Angeles Times, “Lava cair panas yang berinteraksi dengan air laut dingin menghasilkan ledakan."
"Bagian dari fenomena itu adalah gelombang yang memecah lahar baru."
"Semuanya menghasilkan sumber pasir, dan pasir tersebut terbawa oleh arus laut di sepanjang garis pantai ke tempat-tempat di mana ia akan menumpuk secara alami.”
Pengunjung memang sudah diizinkan untuk mengunjungi pantai yang baru.
Namun, Ross Birch mencatat semua pengunjung harus berhati-hati ketika menghabiskan waktu di area rekreasi manapun.
Berenang tidak disarankan di pantai, menurut Departemen Taman dan Rekreasi Hawaii, karena ada arus yang sangat kuat.
Selain itu, ada penjaga pantai yang bertugas untuk berjaga-jaga.
Satu hal yang hilang dari taman nasional tersebut adalah air minum, karena jalur-jalur air tawar di daerah itu rusak karena aliran lahar.
Sehingga pengunjung diharapkan untuk membawa air yang cukup, selimut, dan tetap berada di pasir pantai.
(TribunTravel.com/Rizki A. Tiara)