TRIBUNTRAVEL.COM - Volcano Tourism alias wisata gunung berapi merupakan satu aktivitas wisata yang dilakukan dengan cara mendekat ke gunung berapi untuk melihat aktivitas erupsinya.
Mengutip laman volcano-tourism.net, aktivitas wisata ini semakin populer sejak erupsi Gunung Eyjafjallajökull di Islandia pada 2010.
Sejak itu, volcano tourism semakin populer.
Namun, ada hal yang perlu dicatat tentang bahaya volcano tourism.
Dikutip TribunTravel.com dari laman Travel and Leisure, pada awal tahun ini, sebuah 'bom lava' menghantam atap perahu wisata di Hawaii dan melukai 23 orang.
Jelang akhir tahun 2017, seorang anak laki-laki berusia 11 tahun tewas di Italia karena terjatuh di kawah Solfatara di Pozzuoli, dekat Naples, Italia.
Lihat Juga:
Orangtuanya pun tewas saat berusaha menyelamatkan anak tersebut.
Aktivitas gunung berapi memang menawarkan pesona sekaligus bahaya tersendiri.
Banyak orang yang berusaha untuk mendekati gunung berapi aktif.
Hal ini mengakibatkan konsekuensi ekstrem bagi sebagian orang.
"Gunung berapi adalah salah satu kekuatan alam yang benar-benar berada di luar kemampuan manusia untuk dikendalikan," Amy Donovan, seorang ahli geografi di Universitas Cambridge dan penulis makalah tentang volcano tourism alias pariwisata gunung berapi, mengatakan kepada CNN.
"Kita jelas tidak dapat melakukan apa pun saat terjadi letusan, selain menghindarinya."
Laporan baru Amy Donovan, yang diterbitkan minggu ini oleh Royal Geographical Society, memperingatkan tentang bahaya "pariwisata gunung berapi."
Gerombolan para penggemar gunung berapi berlomba-lomba di seluruh dunia untuk bisa berada sedekat mungkin dengan letusan gunung berapi.
Turis yang tidak memahami sifat letusan gunung berapi dan mengalami kecelakaan juga bisa membahayakan para petugas bantuan darurat dalam upaya penyelamatan.
Amy Donovan secara khusus menunjuk pada fenomena semakin tingginya jumlah wisatawan ke Islandia seiring dengan aktifnya letusan gunung berapi.
Masalah volcano tourism di Islandia pun semakin buruk.
Sampai-sampai pihak berwenang setempat di Islandia sedang berdebat apakah mereka harus mengumumkan erupsi gunung berapi atau tidak.
Sebab pengumuman erupsi gunung berapi dapat menarik wisatawan nekat yang ingin terbang di atas lava yang menggelegak.
Perlu dicatat, sebenarnya ada cara aman untuk mengunjungi gunung berapi.
Wisatawan diharapkan untuk tidak nekat mengambil risiko dengan menyewa pilot lokal membawa tur diam-diam ke daerah terlarang seperti yang dilakukan beberapa pengunjung ke Islandia pada 2010.
Wisatawan harus memperhatikan pengumuman dari ahli geologi dan papan keselamatan setempat.
Operator tur terdaftar (dan bertanggung jawab) tidak akan pernah membawa wisatwan ke area yang dilarang pihak berwenang bagi pengunjung.
Ide untuk terbang naik pesawat dan melayang di atas lubang lava cair atau gas belerang mungkin tampak seperti pengalaman sekali seumur hidup.
Namun, pengalaman itu bisa berubah menjadi hal terakhir yang dialami wisatawan.
Sebab, aktifnya erupsi gunung berapi memiliki kondisi dapat berubah secara drastis, bahkan dalam waktu milidetik.
(TribunTravel.com/Rizki A. Tiara)