TRIBUNTRAVEL.COM - Paspor dan visa merupakan dokumen wajib yang harus dibawa saat bepergian ke luar negeri.
Visa sendiri merupakan sejenis surat izin yang dikeluarkan agar kamu dapat memasuki dan berkunjung ke negara tertentu.
Dalam peringkat peringkat kesaktian paspor terbaru versi Passport Index, Indonesia menduduki peringkat ke-57 untuk paspor terkuat di dunia.
Peringkat ini diduduki oleh Indonesia dan Lesotho.
Ada 76 negara yang dapat dikunjungi pemegang paspor Indonesia bebas visa atau cukup dengan visa on-arrival (VoA).
Jika mengunjungi negara yang tidak memberikan kebijakan bebas visa atau VoA, tentu kita harus mengurus visa terlebih dahulu.
Namun, ada beberapa negara yang terbilang sulit untuk memberikan visa.
Kali ini, TribunTravel.com telah merangkum negara-negara yang terkenal sulit memberikan visa dari laman wanderlust.co.uk.
1. China

Kedutaan Cina terkenal sangat ketat dengan soal aplikasi visa.
Kedutaan akan membutuhkan daftar panjang dokumen, termasuk penerbangan masuk dan keluar dari China dan konfirmasi pemesanan hotel untuk setiap malam kamu berkunjung.
Jika berencana untuk tinggal selama 30 hari atau kurang, pihak kedutaan China umumnya akan mengabulkan visa lebih mudah.
Namun, untuk masa tinggal yang lebih lama dari itu (dan/atau jika mengunjungi area sensitif seperti China bagian barat), kamu juga harus menyertakan detail itinerary harian dalam perjalananmu.
2. Iran

Visa Iran memang dikenal tidak pernah lugas, tetapi prosesnya sekarang lebih sulit dari sebelumnya.
Sebelum memulai pengajuan permohonan visa, kamu harus mendapatkan kode otorisasi.
Kode otorisasi bisa dibilang sebagai semacam pra-persetujuan visa oleh Kementerian Urusan Luar Negeri Iran.
Namun itu bisa memakan waktu hingga satu bulan untuk mendapatkannya dan harus diterapkan oleh agen perjalanan resmi Iran di Tehran.
Bagi traveler yang berasal dari Inggris, Kanada atau AS, mereka harus menyewa pemandu yang disetujui MFA untuk perjalanan dan memberikan rinciannya saat mengajukan permohonan visa.
Setelah mendapat kode otorisasi, Iran sekarang mengharuskan semua pemohon visa untuk mengajukan permohonan di Kedutaan Besar Iran secara pribadi dan menyerahkan data biometrik.
Perempuan harus mengenakan penutup kepala di foto paspor, jika tidak, aplikasi visa akan ditolak.
3. Rusia

Dengan memperkenalkan aplikasi biometrik, mengajukan visa ke Rusia menjadi lebih sulit.
Kamu harus pergi sendiri dan mengirimkan sidik jari dan gambar wajah ketika mendaftar.
Perlu diingat pula, tidak ada agensi yang dapat membantumu melakukan ini.
Kamu harus terlebih dahulu menemukan pusat visa atau Kedutaan yang akan memproses aplikasi biometrik, kemudian mengantri di sana.
Sebelum memulai aplikasi visa, kamu harus mendapatkan Surat Undangan untuk Rusia (Letter of Invitation for Russia), yang harus dikeluarkan oleh agen perjalanan yang telah terdaftar di Kementerian Luar Negeri Rusia.
Berhati-hatilah mengisi formulir aplikasi online visa Rusia.
Satu kesalahan - bahkan kesalahan kecil - dapat menyebabkan keterlambatan atau bahkan penolakan.
Agen visa seperti Visa Machine dapat membantumu dengan undangan dan formulir aplikasi, jadi coba saja untuk memanfaatkannya.
4. Turkmenistan

Turkmenistan menjadi satu di antara sedikit negara yang paling tertutup di dunia.
Kamu hanya bisa mendapatkan visa turis jika bergabung dengan tur atau menyewa seorang pemandu pribadi dan memesan semua hotel di awal.
Seperti Iran dan Rusia, kamu juga perlu agensi tur atau pemandu untuk mengatur Surat Undangan dengan pihak imigrasi di Turkmenistan sebelum memperoleh visa.
Hal ini bisa membutuhkan waktu dua atau tiga minggu dan tidak dijamin pasti dikabulkan.
Setelah itu, jika aplikasi tidak ditolak, kamu dapat menunggu dua minggu lagi untuk mendapat visa.
5. India

Belum lama ini India memperkenalkan visa elektronik (E-Visa) serta visa turis standarnya.
Apa pun yang kamu pilih, formulir aplikasi harus diisi online, dan itu menjadi proses yang agak panjang.
Semua pembayaran diproses oleh Bank of India dan jika sistem mereka sedang down, tidak ada cara alternatif untuk membayar visa.
Hal ini tentu berbuntut pada kegagalan permohonan visa yang akan kamu ajukan.
E-visa pun kadang-kadang bisa ditolak.
Jika itu terjadi, kamu harus mengajukan permohonan visa turis standar di Kedutaan.
Ini memang lebih mahal dan membutuhkan paspor untuk diserahkan ke Kedutaan bersama formulir aplikasi lain dan beberapa dokumen lainnya.
(TribunTravel.com/Rizki A. Tiara)