TRIBUNTRAVEL.COM - Sebelum liburan di luar negeri, para traveler harus mengecek isu keamanan di negara yang akan dikunjungi.
Saat ini sudah dirilis "peta risiko perjalanan" untuk tahun 2019.
Dalam rilis "peta risiko perjalanan" diungkap negara-negara yang aman dan negara yang berbahaya di kunjungi.
Negara-negara seperti Finlandia, Norwegia, dan Islandia telah diberi label sebagai negara teraman.
Peta perjalanan ini dikeluarkan oleh International SOS and Control Risks.
Libya, Afghanistan, Somalia, dan Suriah semua peringkat rendah di masing-masing dari tiga kategori, yang berarti mereka yang paling berbahaya.
Tiga indikator yang dipakai adalah masalah kesehatan, keamanan dan keselamatan jalan.
Ketika melihat kesehatan, negara-negara dengan risiko tertinggi tertular masalah medis atau penyakit termasuk negara-negara Afrika Sudan Selatan, Niger, Pantai Gading dan Sierra Leone.
Irak juga diberi label negara berisiko tinggi untuk kesehatan bersama Lebanon, Venezuela dan Korea Utara.
Sebaliknya, tempat-tempat dengan risiko penyakit rendah dianggap sebagai sebagian besar dari mereka di Eropa serta Kanada, AS, Selandia Baru dan Jepang.

Dari peta di atas, warna hijau berarti risikonya rendah.
Warna berarti risiko tertular penyakit tinggi.

Peta ini menunjukkan negara mana yang memiliki risiko keamanan tertinggi dan terendah.
Negara dengan warna merah memiliki tingkat risiko keamanan tertinggi.
Dalam hal keamanan, negara-negara dengan risiko ekstrim untuk keselamatan adalah Afghanistan, Suriah, Yaman, Libya, Somalia, Sudan Selatan dan Mali.
Destinasi liburan populer termasuk Meksiko, sebagian Karibia dan sebagian India diberi label memiliki risiko tinggi terhadap keselamatan.
Negara dengan risiko keamanan rendah adalah Denmark, Swiss, Slovenia, Islandia, Greenland dan Finlandia.

Peta ini menunjukkan negara-negara yang dikategorikan berdasarkan risiko keselamatan jalan.
negara-negara berisiko tinggi dan sangat tinggi memilih menggunakan warna cokelat yang lebih gelap.
Ketika menyangkut keselamatan di jalan, negara-negara di samping negara-negara di Afrika yang memiliki risiko terbesar termasuk Brasil, Bolivia, Arab Saudi, Iran, dan Kazakhstan.
Sebagian besar Eropa memiliki peringkat 'sangat rendah' atau 'rendah', bersama dengan Jepang, Australia dan Selandia Baru.
"Sementara hampir separuh pengambil keputusan percaya bahwa risiko perjalanan akan meningkat tahun depan, penelitian kami mengungkapkan bahwa kebiasaan perjalanan yang berkembang dari tenaga kerja modern sering diabaikan oleh banyak organisasi," Sally Napper, spesialis keamanan di International SOS and Control Risks.
(TribunTravel.com/Arif Setyabudi)