TRIBUNTRAVEL.COM - Perayaan sekaten di kompleks Keraton Surakarta telah dimulai.
Ini merupakan acara tahunan untuk memperingati hari kelahiran atau Maulid Nabi Muhammad SAW.
Salah satu ciri khas penyelenggaraan sekaten di Solo adalah kehadiran pedagang yang menjual berbagai pernak-pernik khas sekaten, termasuk mainan tradisional.
Di kompleks Keraton Surakarta Hadiningrat, mainan ini dapat dijumpai di sekeliling Alun-alun utara, di tengah pasar malam Alun-alun selatan, dan di halaman Masjid Agung.
Mainan tradisional yang dijual para pedagang di setiap perayaan sekaten seakan tak lekang oleh waktu. Sejak dahulu, mainan ini selalu menghiasi lapak pedagang sekaten.
Berikut 4 mainan tradisional khas sekaten:
1. Kapal othok-othok

Satu mainan tradisional yang selalu setia ada di setiap gelaran sekaten adalah kapal othok-othok.
Mainan ini dinamai demikian karena bentuknya menyerupai kapal perang yang mengeluarkan bunyi othok othok othok ketika melaju di air.
Kapal ini tidak membutuhkan perangkat elektronik untuk bisa melaju.
Hanya dengan kapas yang diberi minyak goreng sedikit kemudian dibakar dan dimasukkan ke lambung kapal, ia akan melaju sambil mengeluarkan bunyi khasnya tersebut.
Meski termasuk mainan tradisional, tampilan mainan ini juga mengalami perkembangan. Kini ornamen seperti layar ditambahkan untuk semakin mempercantik kapal mainan ini.
2. Mainan pasaran atau masak-masakan

Saat berkunjung di kompleks Keraton Surakarta pada perayaan sekaten, akan dijumpai pedagang yang menjual mainan pasaran atau masak-masakan.
Mainan ini berupa piring, cobek, mangkuk, dan kendi kecil dari gerabah yang dicat dengan warna cerah.
Mainan ini sejak dulu selalu ada di perayaan sekaten.
Biasanya para orang tua membelikan mainan pasaran ini untuk anak-anak mereka di rumah.
Di kompleks Keraton Surakarta, pedagang mainan ini bisa dijumpai di pasar malam Alun-alun Selatan dan pinggir jalan di sekeliling Alun-alun utara.
3. Kodok mainan

Mainan satu ini terbuat dari gerabah yang dibentuk menyerupai kodok kecil.
Di bagian bawahnya, terdapat selaput kertas dan lubang. Keunikan mainan ini adalah bisa dibunyikan dengan menarik kemudian menekan bagian bawahnya.
Bunyi yang dianggap menyerupai suara kodok membuatnya disebut sebagai kodok mainan. Salah satu pedagang yang menjual kodok mainan ini ada di pasar malam Alun-alun Selatan.
Harganya cukup terjangkau, yakni sekitar Rp 3.000 saja.
4. Gasing bambu

Gasing tradisional yang terbuat dari bambu dan berbentuk tabung ini juga selalu ada di setiap perayaan sekaten.
Keunikan gasing tradisional satu ini adalah bisa mengeluarkan bunyi ketika berputar dengan kencang.
Bunyi nguuung itu berasal dari lubang di bagian tengah gasing. Ketika berputar kencang, udara akan bergerak melalui lubang itu sehingga menimbulkan suara.
Gasing ini bisa ditemukan di halaman Masjid Agung Surakarta dan Alun-alun Selatan.
Pedagang pun tidak hanya memajangnya saja, melainkan juga bersedia mengajari pembeli cara memainkannya.
Itulah empat mainan tradisional tak lekang oleh waktu yang dijual pada perayaan sekaten di Solo.
Jika berkunjung ke Solo sekitar tanggal 20 November 2018, jangan lupa mampir ke Keraton Surakarta untuk menyaksikan perayaan sekaten tahun ini. (Kompas.com/Anggara Wikan Prasetya)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "4 Mainan Tak Lekang oleh Waktu di Gelaran Sekaten Solo"