Breaking News:

Mengenal 4 dari Puluhan Spesies Binatang Paling Terancam Punah di Dunia

Saat ini, ada begitu banyak spesies binatang di dunia yang terancam punah, utamanya akibat aktivitas manusia.

KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA
Orangutan di Taman Nasional Tanjung Puting, Kalimantan Tengah. 

TRIBUNTRAVEL.COM - Saat ini, ada begitu banyak spesies binatang di dunia yang terancam punah, utamanya akibat aktivitas manusia.

Tanggal 21 Maret 2018 menjadi saksi akan punahnya spesies badak putih utara dengan matinya badak putih utara jantan terakhir, Sudan.

Dikutip TribunTravel.com dari laman This is Insider, Sudan adalah badak putih utara yang lahir di Sudan dan hidup di bawah perlindungan penjaga bersenjata di Ol Pejeta Conservancy di Kenya, jauh dari pemburu.

Sudan menderita kondisi otot dan tulang yang degeneratif dan terpaksa di-euthanasia.

Kini, spesies badak putih utara yang tertinggal adalah anak dan cucu Sudan yang keduanya berjenis kelamin betina.

Selain badak putih utara, ada banyak spesies dan subspesies hewan lain yang terancam punah.

Macan tutul Amur dan gajah Sumatra hanyalah dua dari 19 spesies yang masuk kategori 'critically endangered' oleh World Wildlife Fund.

Sementara, burung hering putih, buaya Filipina, dan trenggiling China masuk Daftar Merah IUCN (IUCN Red List).

Berikut TribunTravel.com telah merangkum lima spesies binatang yang terancam punah dari laman This is Insider.

1. Orangutan Kalimantan

Orangutan Kalimantan
Orangutan Kalimantan (indonesia-tourism.com)
2 dari 4 halaman

Dalam 60 tahun terakhir, ada penurunan populasi orangutan Kalimantan sebesar 50 persen.

Orangutan Kalimantan hanya ditemukan di Pulau Kalimantan.

Spesies ini memiliki wajah yang lebih lebar dan bulu wajah yang lebih pendek dibandingkan orangutan Sumatra.

Ada tiga subspesies orangutan Kalimantan: Timur Laut, Barat Laut, dan Tengah.

Yang paling besar adalah subspesies orangutan Kalimantan Tengah yang kini jumlahnya hanya tersisa 35 ribu ekor.

Sementara, subspesies yang paling terancam adalah orangutan Kalimantan Barat Laut akibat habitat yang menyempit dan perburuan liar.

Saat ini, hanya ada 1.500 ekor orangutan Kalimantan Timur Laut di alam liar.

Ilmuwan memprediksi, populasi orangutan Kalimantan akan menurun sebesar 22 persen lagi pada 2025 sehingga jumlahnya hanya sekitar 47.000 ekor.

2. Penyu sisik

Penyu Sisik
Penyu Sisik (worldwildlife.org)

Meski memiliki status dilindungi secara internasional, penyu sisik dibunuh karena kerang berharga mereka.

3 dari 4 halaman

Penyu ini, yang memiliki paruh runcing seperti rajawali, dapat ditemukan di lautan tropis di seluruh dunia.

Manusia merupakan ancaman besar terhadap penyu sisik yang populasinya telah menurun 80% selama satu abad terakhir.

Meskipun status mereka dilindungi berdasarkan Konvensi Perdagangan Internasional Spesies Fauna dan Flora Liar yang Terancam Punah, banyak manusia yang masih memakan telur dan membunuh penyu sisik untuk diambil daging dan cangkangnya.

Penyu juga rentan terjerat dalam jaring ikan di laut.

3. Harimau China Selatan

Harimau China Selatan
Harimau China Selatan (tigers-world.com)

Populasi harimau China Selatan secara fungsional dinyatakan punah.

Hal ini berarti harimau China Selatan hanya ditemukan di penangkaran.

Pada 1950an, ada sekitar 4.000 ekor harimau China Selatan.

Meskipun China sudah melarang perburuan kucing liar ini pada 1979, populasi harimau China Selatan merosot menjadi hanya sekitar 30 hingga 80 ekor pada akhir abad ke-20.

Sekitar 100 harimau berada di penangkaran, Bloomberg melaporkan pada 2016.

4 dari 4 halaman

4. Harimau Sumatra

Harimau Sumatra
Harimau Sumatra (Wikimedia Commons via greeners.co)

Hanya kurang dari 400 ekor harimau Sumatra yang masih eksis dan hewan ini hanya bisa ditemukan di Pulau Sumatra.

Perburuan liar merupakan penyebab dari 80 persen kasus kematian harimau Sumatra dan hingga saat ini tidak ada tanda-tanda menurunnya perburuan liar selama 20 tahun terakhir, menurut WWF.

Deforestasi alias penggundulan hutan juga berkontribusi terhadap punahnya harimau Sumatra.

Seiring habitat yang menyusut akibat aktivitas manusia, harimau terpaksa mencari makanan di tempat lain dan cenderung masuk permukiman manusia.

Harimau Sumatra kemungkinan menyerang hewan ternak atau melukai manusia, hal ini malah membuat penduduk desa membunuh binatang tersebut sebagai pembalasan.

(TribunTravel.com/Rizki A. Tiara)

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
SudanKenyaThis is InsiderFilipinaKalimantan Sungai Barito Sasangan Patin Jelawat Goreng Suku Dayak
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved