TRIBUNTRAVEL.COM - Kabar hilangnya kontak Lion Air JT-610 rute penerbangan Jakarta - Pangkalpinang dilaporkan pada pukul 06.33 WIB.
Pesawat dengan type B737-8 Max take off sejak pukul 06.10 WIB dan seharusnya mendarat pukul 7.10 WIB, Senin (29/10/2018).
Mengutip dari kompas.com maskapai penerbangan Lion Air baru saja mengalami kecelakaan penerbangan di perairan utara Karawang, Jawa Barat.
Insiden kecelakaan pesawat memang kerap kali terjadi.
Maskapai Lion Air sebelumnya juga pernah mengalami insiden serupa pada 6 Agustus 2018, lalu.
Pesawat dengan nomor penerbangan JT892 tergelincir saat mendarat di Bandara Jalaludin Tantu, Gorontalo, Selasa (6/8/2018) malam.
• 8 Tragedi Kecelakaan Pesawat Terbang yang Pernah Terjadi di Indonesia

Dilansir dari laman Wonderlist, Senin (29/10/2018) ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan pesawat.
Mulai dari cuaca buruk, human error, kesalahan teknik, dan gangguan dari luar pesawat.
Berikut lima faktor yang menjadi penyebab kecelakaan pesawat paling sering di dunia.
1. Angin

Angin berhembus dari atas, belakang, atau bahkan samping bisa membuat pesawat mengalami masalah.
Dalam kasus seperti ini pesawat akan kehilangan kecepatan saat berada di ketinggian tertentu.
Faktanya yang paling berbahaya adalah microburst, yakni aliran udara yang mendadak, kuat, dan terlokalisasi.
Untuk menggurangi dampak tersebut, para awak pesawat di seluruh dunia menjalani pelatihan ekstensif untuk menghadapi microburst.
Efek microburst ini berakibat fatal bagi pesawat yang sedang mendarat dan lepas landas.
2. Kegagalan Teknik
Penyebab kecelakaan lain adalah kegagalan teknik.
Meski terkadang sering mengalami perbaikan pada desain dan kualitas manufaktur, namun alasan ini bisa meyebabkan kecelakaan terjadi.
3. Kesalahan Pilot

Kesalahan pilot bisa juga disebabkan oleh kelelahan karena jam kerja yang tidak dapat diprediksi.
Pilot juga harus berkonsentrasi penuh, terutama selama tiga menit saat akan lepas landas atau mendarat.
Pilot harus memegang kendali pesawat dengan tangannya sendiri dan mematikan mode autopilot.
Survey NASA mengungkapkan, ada sekitar 70% pilot pesawat AS tertidur di kokpit setidaknya selama penerbangan, dan setidaknya satu pilot cadangan harus selalu berjaga di kokpit.
4. Bahasa
Bahasa Inggris adalah bahasa standar yang diterapkan di seluruh industri penerbangan.
Namun, terkadang aksen bahasa bisa saja disalahpahami.
Miskomunikasi antar pilot dan petugas menara kontrol dapat menyebabkan kecelakaan fatal, terutama ketika akan mendarat.
5. Rudal

Pesawat penumpang bisa dihantam oleh rudal ainti pesawat dari tanah atau laut.
Pesawat penumpang tidak mampu menghindari atau melakukan balasan terhadap rudal, karena berat dan volumenya.
Jika rudal menghantam bagian sayap, pesawat akan meledak di udara karena di situlah letak bahan bakar.
Apalagi pesawat komersial tidak memiliki sistem untuk melacak rudal, jadi cara utama yang bisa dilakukan pilot untuk berjaga-jaga adalah melihat rudal yang datang dari tanah.
Berikut ini daftar kecelakaan pesawat terparah sepanjang sejarah menurut Wonderlist.
- 1956 Kano Airport, BOAC Argonaut
- 1971 Copenhagen Airport, Malév Ilyushin Il-18 (HA-MOC)
- 1975 John F. Kennedy International Airport, Eastern Airlines Flight 66, Boeing 727-225 (N8845E)
- 1982 New Orleans International Airport, Pan Am Flight 759, Boeing 727-235 (N4737)
- 1985 Dallas/Fort Worth International Airport, Delta Air Lines Flight 191, Lockheed L-1011 TriStar (N726DA)
- 1992 Faro Airport, Martinair Flight 495, McDonnell Douglas DC-10 (PH-MBN)
- 1994 Charlotte/Douglas International Airport, USAir Flight 1016, Douglas DC-9 (N954VJ).
(TribunTravel.com/ Ayumiftakhul)