Breaking News:

Mengenal 7 Fakta Menarik tentang Mepantigan, Seni Bela Diri di Lumpur dari Bali

Mepantigan merupakan satu dari seni bela diri tradisional Indonesia yang berasal dari Bali. Namun, Mepantigan lebih dari sekedar bela diri.

Instagram/gusnawantjan
Mepantigan, seni bela diri yang kerap disebut gulat lumpur dari Bali. 

TRIBUNTRAVEL.COM - Bali memiliki satu seni bela diri tradisional yang disebut Mepantigan. Kali ini, TribunTravel.com mengajak traveler untuk mengintip 7 fakta unik tentang Mepantigan.

Mepantigan merupakan satu dari seni bela diri tradisional Indonesia yang berasal dari Bali.

Mepantigan memang memiliki beberapa teknik yang tidak jauh berbeda dengan seni bela diri lain di dunia.

Namun, Mepantigan lebih dari sekedar bela diri.

Mepantigan juga kini telah menjadi daya tarik wisata Bali.

Kali ini, TribunTravel.com telah merangkum deretan fakta tentang seni bela diri Mepantigan dari laman kintamani.id dan mepantiganbali.com.

1. Tidak sekedar bela diri.

Mengutip laman mepantiganbali.com, Mepantigan adalah bentuk seni bela diri Bali yang melibatkan teknik fisik serupa dengan yang ditemukan dalam tradisi pertahanan diri di seluruh dunia.

Namun, Mepantigan dikembangkan lebih jauh lagi dengan adegan drama Bali, tari kontemporer, dan musik gamelan.

Hasilnya, Mepantigan merupakan gabungan seni bela diri dengan seni pertunjukan untuk menciptakan fenomena budaya yang baru.

2 dari 4 halaman

2. Tidak cuma di lumpur.

Mepantigan memang dikenal sebagai gulat lumpur, karena dilaksanakan di atas tanah berlumpur, seperti persawahan.

Namun, Mepantigan bisa dilaksanakan di ruang terbuka manapun, termasuk pantai.

3. Aturan Mepantigan secara umum.

Sebagaimana seni bela diri lainnya, Mepantigan juga memiliki serangkaian aturan umum dan khusus.

Aturan umum Mepantigan adalah sebagai berikut:

- Sebelum melakukan kontak tubuh penuh yang sebenarnya, pegulat seharusnya melakukan latihan atau ngigel (seni bela diri demonstrasi pendahuluan) terlebih dahulu.

Gerakan individu ini biasa dikombinasikan dengan jungkir balik.

- Pegulat diperbolehkan melakukan teknik lemparan, sapuan, dan penguncian.

- Baik pegulat maupun pendukung harus mengenakan pakaian tradisional Bali yang meliputi: Bebuletan atau kamen (sarung) dengan kancut dan tutup kepala.

3 dari 4 halaman

Serta pria tidak memakai baju, untuk wanita harus mengenakan T-Shirt.

- Sebelum dan sesudah bertarung, petarung harus saling membungkuk atau memeluk untuk menunjukkan rasa hormat dan sportifitas.

- Praktek seni bela diri ini terbuka untuk semua orang, yaitu anak-anak, dewasa, serta pria atau wanita.

4. Aturan rinci Mepantigan.

Pegulat tidak diizinkan melakukan hal-hal berikut kepada lawan mereka.

Yakni, menendang, menyapu di bawah, menyerang mata dengan jari, menyerang menggunakan siku, menargetkan organ seksual, menggigit, menjambak rambut, memaki, atau meludah.

5. Arti kata Mepantigan.

Menurut laman kintamani.id, secara harfiah Mepantigan berarti 'saling membanting' dalam bahasa Bali.

Sehingga, Mepantigan sangat mirip dengan gulat.

6. Perbedaan Mepantigan dengan pencak silat.

4 dari 4 halaman

Praktisi Mepantigan senior Bali, Putu Witsen Widjaya mengatakan ada beberapa perbedaan dalam Mepantigan jika dibandingkan dengan pencak silat, mengutip laman kintamani.id.

Mepantigan lebih banyak menggunakan teknik gerakan kuncian dan bantingan saat dipadukan dengan budaya tradisional Bali.

7. Lokasi menyaksikan Mepantigan.

Di Bali, Mepantigan memang dapat ditemukan di banyak tempat.

Namun, yang paling rutin dan terkenal adalah Ubud yang memiliki areal persawahan hijau yang luas.

Di Ubud, ada dua lokasi untuk menyaksikan Mepantigan.

Yakni, Museum/Hotel Arma Ubud dan Pondok Mepantigan Bali yang beralamat di Jl. Pasekan, Pondok Batu Alam No. 1, Br. Tubuh Batubulan, Gianyar.

(TribunTravel.com/Rizki A. Tiara)

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
MepantinganSeni Bela DiriBali Mepamit Handry Satriago
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved