TRIBUNTRAVEL.COM - Diplomasi kuliner Indonesia ternyata banyak diburu oleh pasar Kamboja di Phnom Penh.
Jika Amerika boleh suksem dengan film hollywood diseluruh pasar dunia.
Korea Selatan juga terkenal dengan demam K-pop.
Namun, diplomasi sosial ekonomi Indonesia tidak kalah jika dibandingkan dengan dua negara tadi.
Dikutip dari laman resmi Kemenpar, satu di antaranya adalah diplomasi kuliner Indonesia yang ternyata banyak diburu oleh pasar Kamboja di Indonesia.
Diplomasi kuliner di Indonesia memang sangat pas jika harus ditawarkan sebagai magnet mendatangkan jumlah wisatawan ke Indonesia.
“Lihat saja, Warung Bali, Bengawan Solo, Borobudur Restaurant dan Sumatera Cuisines, semua ramai. Banyak Cambodian yang hunting kuliner di sana,” tutur Dubes RI untuk Kerajaan Kamboja, Sudirman Haseng, dikutip dari laman resmi Kemenpar.
Berikut ini ada empat lokasi resto Indoensia yang ada di Phnom Penh, Kamboja.
1. Warung Bali

Menu utama yang disajikan di sana, mulai dari rendang, sate , gado-gado, nasi goreng, dan mi goreng.
Loksi resto ini berada di Jalan 178 No.25 Eo, Phnom Penh.
Warung Bali bisa dikatakan sebagai lokasi berkumpulnya orang-orang Indonesia yang ada di sana.
Warung Bali buka dari pukul 09.00 sampai dengan sekitar Pukul 21.00.
2. Warung Bengawan Solo

Warung makan Indonesia di Phnom Penh ini ada di Jalan 488 No. 42 D, Toul Tempong, Phnom Penh.
Menu utama yang dihidangkan di sana, mulai dari ayam goreng, cumi goreng, dan ikan balado.
Nama restoran ini diambil dari sebuah nama sungai yanga ada di Solo.
Sungai ini menjadi yang terpanjang du Pulau Jawa.
Tidak hanya hidangan menu utama, ada juga hidangan menu lain seperti pecel lele hingga rica ayam.
3. Warung Sumatra

Warung Sumatra berlokasi di Jalan 456 No. 55 E, Toul Tempong, Phnom Penh.
Menu utama yang dijual di sana ada bebek goreng, dan masakan padang.
Restoran yang terletak di Phnom Penh ini berlokasi di pusat kota, dengan nama SUMATRA.
Menyajikan masakan asli indonesia mulai dari rendang, ikan bumbu kuning, balado semua lengkap tersaji di sini.
4. Padang House

Lokasi restoran berada di Sisowath Quay, Phnom Penh, Cambodia.
Menu utama yang dijual di Padang House ini ada masakan padan, paru sapi, dan dendeng basah.
Restoran ini terbilang yang paling baru, karena buka pada 2013 lalu.
Meskipun baru, namun restoran ini sudah memiliki cukup banyak peminatnya.
Lokasinya pun juga cukup strategis, yakni berada di daerah utama ibukota Phnom Penh.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bekraf yang dirilis pada 2018 mengungkapkan bahwa subsektor ekonomi kreatif dengan pendapatan terbesar pada 2016.

Yaitu pada sektor kuliner, fesyen, dan kriya. Angkanya sebesar Rp 923 triliun atau 7,4% dari total PDB di 2016.
Dari sejumlah data yang ditunjukkan, kontribusi kuliner adalah yang terbesar, sekitar 41% atau senilai sekitar Rp 382 triliun.
Menteri Arief Yahya menjelaskan dalam meningkatkan kemajuan pada sektor kuliner, ada tiga langkah yang harus di tempuh.
“Pertama menetapkan national food. Kedua, menetapkan destinasi kuliner. Dan ketiga, mempromosikan dan mem-branding restoran Indonesia yang sudah ada di luar negeri," tutur Arief.
Ketiganya juga sudah dilaksanakan dengan baik oleh para menteri dan jajarannya.

Pertama menetapkan national food, kemenpar sudah menetapkan lima national food di Indonesia.
Ada Soto, Rendang, Nasi Goreng, Sate, dan Gado-gado.
Langkah berikutnya pemerintah menetapkan destinasi wisata kuliner.
Ada tiga destinasi untuk berburu kuliner di Indonesia.
Yakni di Bali, Joglosemar, dan Bandung.

Seperti halnya dengan Phnom Penh sudah ada Warung Bali dan ada Borobudur Restaurant yang mewakili Joglo Semar.
Langkah terakhir mengembangkan resto Indonesia di luar negeri.
Langkah ini juga sudah dilakukan oleh pemerintah kita, yakni dengan melakukan co-branding restoran Indonesia yang sudah eksis di luar negeri.
Cara promosi ini bukan hanya sekedar mendirikan resto Indonesia yang baru saja, tapi juga membantu mempromosikan resti Indonesia yang sudah ada di luar negeri.
(TribunTravel.com/ Ayumiftakhul)