TRIBUNTRAVEL.COM - Ada beberapa mitos mengenai kesehatan dan gaya hidup yang ternyata masih kita yakini hingga sekarang.
Padahal beberpa mitos tersebut belum tentu benar.
Agar kita tidak mudah menyalahartikan mitos, simak yuk ulasan mitos yang ternyata disanggah oleh para ilmuwan modern ini.
Dikutip Tribun Travel dari Bright Side, ada beberapa kesalahpahaman oleh masyarakat dan disanggah oleh para ilmuwan berikut ini.
1. Adakah Makanan Berkalori Negatif?
Seledri, brokoli, tomat, jeruk bali, dan mentimun dipercayai sebagai makanan kalori negatif.
Namun, belum ada bukti ilmiyah yang mendukung pernyataan tersebut.
Meskipun faktanya jenis makanan tersebut memiliki jumlah kalori yang rendah.
Kalori hanya sekitar tujuh hingga 30 kalori per 100 gram saja.
Faktanya dari jenis makanan tersebut bahwa mereka mengandung banyak air dan serat.
Sehingga untuk mencernanya, tubuh hanya perlu mengeluarkan sedikit energi.
2. Tidak Boleh Minum saat Makan?
Terkadang kita sering mendengar pernyataan jika sedang makan tidak boleh minum air.
Kamu dianjurkan untuk minum air jika sudah selesai makan.
Faktanya adalah semua air yang kamu minum saat makan, membantu mengalirkan potongan makanan di kerongkongan menuju ke perut.
Hal ini akan mencegah sisa makanan yang menghasilkan asam dan fermentasi.
Air mencairkan sekresi lambung, namun tidak mengganggu kerja lambung.
Segelas air ketika makan akan membantu mencerna makanan dengan benar.
3. Sabun Batangan Mentransmisikan Bakteri
Tidak ada jenis sabun yang mentransmisikan bakteri.
Bahkan jika ada seseorang dengan virus Ebola menggunakan sabun batangan, sabun tersebut akan tetap aman untuk digunakan oleh orang lain.
Sekelompok ilmuwan melakukan percobaan dengan menaruh bakteri pada sabun batangan.
Kemudian mereka mencuci tangan mereka dengan sabun tersebut.
Eskperimen tersebut juga diikuti oleh peserta lainnya.
Hasilnya, mereka tidak menemukan bakteri apapun yang bersarang di tangan peserta yang mencuci tangan dengan sabun tadi.
4. Tidak Perlu 10.00 Langkah, 5.000 Langkah Sudah Cukup
Aksi 10.000 langkah merupakan sebuah angka acak yang dicetuskan oleh Jepang untuk mempromosikan penghitungan langkah baru pada pertengahan 1960-an.
Peningkatan langkah yang begitu banyak mungkin akan memiliki konsekuensi negatif badi orang-orang yang memiliki penyakit kronis.
Seperti orang tua, pengidap diabetes, atau bagi mereka yang tidak terbiasa dengan gaya hidup yang aktif.
Beberpa penelitian membuktikan bahwa untuk tetap sehat dan bugar, kamu hanya perlu mengambil langkah sekitar 5.000 hingga 8.000 setiap hari saja.
Ilmuwan mencoba menghitung jumlah yang diperlukan dan mengklaim bahwa disarankan untuk mengambil setidaknya 7.500 langkah perhari.
(TribunTravel.com/ Ayumiftakhul)