TRIBUNTRAVEL.COM - Sajian gudeg disukai oleh banyak orang.
Tidak hanya orang Yogyakarta dan sekitar, gudeg juga digemari oleh masyarakat daerah lain.
Cita rasa yang unik yakni gurih, manis, pedas, dan penggunaan sayur serta lauk pauk membuat gudeg menjadi makanan yang tidak sekedar mengenyangkan tetapi juga bergizi.
Berikut ini adalah lima fakta menarik soal gudeg:
1. Sejarah Gudeg

• Jangan Cuma Makan Gudeg dan Oseng Mercon, Coba 7 Kuliner Kekinian yang Sedang Jadi Tren di Jogja
Gudeg dijelaskan oleh Profesor sekaligus peneliti di Pusat Kajian Makanan Tradisional, Pusat Studi Pangan dan Gizi UGM, Murdijati Gardjito sebenarnya sudah ada sejak awal Yogyakarta dibangun.
Pada abad ke-16, para prajurit Kerajaan Mataram membongkar hutan belantara untuk membangun peradaban yang kini terletak di kawasan Kotagede.
Ternyata di hutan tersebut banyak terdapat pohon nangka dan kelapa.
Lantas para prajurit mencoba memasak nangka dan kelapa dengan ember logam besar dan diaduk menggunakan pengaduk besar layaknya dayung perahu.
Proses mengaduk itu disebut hangudek, asal usul kata gudeg.
Dari masakan tidak disengaja itu lantas menjadi salah satu identitas Yogyakarta.
2. Gudeg Makanan Segala Golongan

• Kenapa Kebanyakan Penjual Gudeg di Jogja Menjajakan Dagangan Malam Hari hingga Subuh?
Tidak hanya masyarakat dengan ekonomi mapan yang dapat menyantap gudeg.
Seluruh golongan masyarakat dapat membuat dan menyantap gudeg sendiri, karena gudeg alias sayur nangka diberi areh (kuah santan kental) pun sudah nikmat disantap.
Gudeg juga fleksibel, dapat disantap dengan berbagai lauk seperti tempe, daging ayam, dan telur.
Kamu bisa mampir ke gerai Gudeg Sagan yang berlokasi di Jalan Profesor Dr Herman Yohanes No. 53, Caturtunggal .(jajanjogja.com)
3. Gudeg Disantap Kapan Saja

• 5 Tempat Makan Populer di Jogja yang Tawarkan Menu Super Pedas, Gudeg Mercon Bu Tinah Bikin Nagih
Jangan bingung jika ke Yogyakarta gudeg akan dijual sebagai sarapan, makan siang, makan malam, bahkan disantap saat subuh.
Sebab, menurut Murdijati, orang jawa punya filosofi menikmati sesuatu paling bisa dilakukan malam hari.
Disebut Mat Matan.
Umumnya penyantap gudeg di malam hari adalah kaum laki-laki, selesai bekerja sampai sore lanats mengobrol sambil bersantap.
Pagi hari, biasanya gudeg dijual dengan bubur bukan nasi, sehingga bisa disantap untuk sarapan anak-anak.
4. Gudeg Perpanjang Usia

• 5 Kuliner Unik Khas Jogja yang Cocok jadi Menu Makan Siang, Gudeg Mercon Siap Bikin Ketagihan
Lewat penelitian ditemukan bahwa gudeg memiliki kandungan serat baik yang larut maupun yang tidak larut dalam jumlah tinggi.
Kandungan serat gudeg banyak terdapat di nangka, rebung, atau manggar.
Berkhasiat mengikat racun dan memperbesar volume feses. Berkat gudeg pula, orang Yogyakarta disebutkan Murdijati jarang terkena kanker usus besar.
Gudeg juga memperkuat tulang karena kaya kalsium dan fosfor untuk menambah energi.
Angka harapan hidup rata-rata orang Indonesia 67 tahun, di Yogyakarta mencapai 77,7 tahun.
Salah satu penyebabnya adalah konsumsi gudeg yang tinggi.
5. Jalan Wilijan Tumpuan Kota Gudeg

• Sarapan Murah di Jogja - 5 Menu Makan Pagi di Bawah Harga Rp 15 Ribu, Kamu Wajib Coba Gudeg Koyor
Pada 1970-1980an, saat Yogyakarta digalakkan sebagai kawasan pariwisata, Jalan Wilijan dijadikan sebagai sentra gudeg.
Di jalan ini berderet penjual gudeg dengan masakan serupa tetapi rasa berbeda.
Kata Murdijati, setiap penjual punya pangsa pasar sendiri sehingga tidak takut akan kehilangan konsumen ketika digabungkan bersama di satu kawasan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "5 Fakta Unik soal Gudeg, Penggemar Harus Tahu".