TRIBUNTRAVEL.COM - Oktober adalah waktu dimana masuknya musim penghujan, namun bukannya hujan datang justru suhu udara yang dirasakan terasa sangat panas.
Inipun mengundang keheranan dan pertanyaan bagi masyarakat yang berada di pulau jawa.
Warga Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Kota di Jawa ramai-ramai mengeluh dan bertanya-tanya di media sosial terkait suhu udara yang panas di tempat mereka.
• Suhu Udara Indonesia Terasa Semakin Panas, Hati-hati Terjangkit Penyakit Ini!
Dilansir dari Kompas.com, Kepala Humas Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG) Hary Djatmiko memberi penjelasan terkait temperatur udara di Jawa yang panas dan belum masuknya musim penghujan.
Hary Djatmiko menerangkan bahwa suhu kota-kota di Jawa saat ini berkisar antara 34-37,5 derajat Celsius.
Suhu dengan angka tersebut memang panas, namun masih berada dalam tataran normal untuk wilayah tropis seperti Indonesia.
• Suhu Udara Terus Meningkat, Wali Kota Semarang akan Pasang Kipas Kabut
Hary juga menjelaskan dalam 30 tahun terakhir, suhu maksimum wilayah Jawa dan Indonesia lainnya juga pada kisaran angka tersebut.
Sebenarnya, penyebab kegerahan yang dirasakan publik salah satunya berkaitan dengan posisi Matahari.
Saat ini matahari berada di belahan bumi selatan, sekitar Indonesia sehingga Indonesia mendapat langsung penyinaran matarahari.
"Matahari saat ini berada di belahan bumi selatan, sekitar wilayah Indoneisa. Jadi penyinaran yang kita dapat langsung," katanya.
Faktor lain yang memengaruhi adalah kelembaban udara yang rendah.
Kelembaban udara yang rendah mengakibatkan proses pembentukan dan pertumbuhan awan hujannya menjadi lebih kecil.
"Bukan lambat, tapi kecil. Kalau lebih kecil potensi hujannya jadi relatif lebih kecil, suhunya menjadi panas" jelas Hary.
Hary menerangkan, kelembaban yang rendah berkaitan dengan aliran massa udara dingin dan kering dari Australia menuju Indonesia bagian selatan khatulistiwa, terutama Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.
Kelembaban udara tercatat kurang dari 60 persen pada ketinggian 3-5 km dari permukaan.
Walaupun begitu, cuaca dan musim pada tahun 2018 tergolong normal meskipun tidak sebasah seperti yang terjadi pada tahun 2016 dan 2017.
• Panas Terasa Sangat Menyengat, Berapa Suhu Udara Yogyakarta Hari Ini?
Untuk pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara, 2018 ini periode kemarau lebih kering dibanding tahun 2017 dan 2016, tapi tidak separah tahun 2015, tahun 2015, El Nino memicu kemarau panjang hingga Desember 2015," jelasnya lagi.
Pada tahun ini El Nino masih dalam kategori normal dan lemah, artinya fenomena El Nino belum bisa memberi pengaruh yang signifikan mengubah curah hujan di Indonesia.
Untuk wilayah Jawa, Hary mengungkapkan, hujan akan segera datang walaupun lebih mundur dari jadwal.
• Mengapa Suhu Udara di Gunung Lebih Dingin Dibanding Kawasan lain? Ini Penjelasannya
Berdasarkan prakiraan BMKG, hujan mundur 10 sampai 30 hari dan akan mulai pada akhir Oktober atau awal November.
Kondisi yang terjadi saat ini masih dapat dikatakan normal karena memang untuk wilayah pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara, hujan akan hadir tiga bulan terakhir pada tahun 2018.
“Kami sudah prediksikan awal musim hujan itu antara Oktober, November, dan Desember," tutur Hary
Secara bertahap di bulan Oktober sudah ada pembentukan dan pertumbuhan awan hujan, namun belum terjadi secara merata.
(TribunTravel.com/GigihPrayitno)