TRIBUNTRAVEL.COM - Ada satu destinasi baru di Bali yang dibuka pada Maret 2018 lalu. Yakni, air terjun Tukad Krisik.
Berlibur di Bali, seolah tak ada cukup waktu untuk menjelajahi semua spot wisatanya.
Mulai dari wisata budaya, wisata bahari, hingga wisata alam.
Satu spot wisata baru di Bali adalah air terjun Tukad Krisik.
Dihiasi batuan dinding alam hingga susunan batu kerikil, air terjun Tukad Krisik, kini menjadi daya tarik pariwisata baru di Kabupaten Bangli.
Meski baru dibuka pada Maret 2018, air terjun Tukad Krisik sudah mulai digandrungi wisatawan.
Air terjun Tukad Krisik yang berada di Desa Pakraman Tembuku Kelod, Kecamatan Tembuku, Kabupaten Bali.
Selama perjalanan menuju air terjun, wisatawan akan disuguhi hamparan sawah hijau berlatar Gunung Agung.
Karena masih tergolong baru, pengunjung tidak dikenai biaya tiket masuk, melainkan hanya donasi untuk masuk air terjun Tukad Krisik.
Menurut Klian Gede Subak Tembuku Kelod, I Wayan Sumada, nama Krisik berasal dari kondisi perairan sekitar yang menurut cerita secara turun-temurun tidak pernah kering meski musim kemarau panjang.
Sedangkan pengembangan air terjun Tukad Krisik berawal dari banyaknya wisatawan yang tertarik melihat pertanian warga sekitar usai berkunjung ke obyek wisata Tukad Cepung.
“Banyaknya wisatawan yang mengunjungi pertanian warga untuk berfoto maupun sekadar menikmati suasana pemandangan, akhirnya kami mengumpulkan para petani untuk menggali potensi-potensi yang ada di Tembuku, agar bisa dikembangkan menjadi objek wisata baru,” ucapnya.
Setibanya di lokasi Tukad Krisik, wisatawan harus menuruni jalan setapak untuk menuju air terjun dengan jarak 500 meter.
Letih dan lelah perjalanan seolah terbayarkan saat mendengar gemericik air terjun ini.
Bahkan yang tak kalah unik, lokasi air terjun berada di balik dinding batu yang masih alami.
Selain itu, di sekitar aliran air terjun terdapat batuan-batuan yang disusun unik dan memberi kesan indah bagi para pengunjung.
Air terjun tersebut sejatinya hanya sebagai tambahan.
Objek wisata yang ditawarkan, utamanya justru tracking sepanjang satu kilometer melintasi areal persawahan dengan pengerjaan yang masih tradisional.
“Dari lintasan tracking di areal persawahan tersebut, selanjutnya wisatawan juga bisa menikmati air terjun Tukad Krisik, serta dua air terjun lain yang juga berada di satu jalur,” ujarnya.
Bendahara Subak Tembuku Kelod, I Wayan Pintu mengatakan tetap berupaya melakukan penataan minimal bersih dari sampah plastik.
“Paling tidak kebersihan yang kami utamakan."
"Dari donasi-donasi yang terkumpul, nantinya akan kami manfaatkan dengan penataan lanjutan,” tandasnya.
Kepala Bidang Promosi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Bangli, I Wayan Merta menyebutkan, tahun ini terdapat 20 objek wisata baru yang mulai bermunculan di Bangli.
“Kami tetap bina para pengelola objek wisata di masing-masing desa, khususnya para guide lokal."
"Untuk objek wisata Tukad Krisik, saya sudah sempat ke sana, dan tempat-tempat semacam itu memang potensial menarik wisatawan dari Eropa,” ucapnya.
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Sajikan Air Terjun dan Sawah Berlatar Tohlangkir.
(TribunTravel.com/Rizki A. Tiara)