TRIBUNTRAVEL.COM - Seoul Central Mosque merupakan masjid di Korea Selatan yang juga menjadi tempat tujuan wisata, terutama bagi turis muslim.
Pasalnya, masjid ini juga merupakan bagian sejarah berkembangnya Islam di Korea, serta sejarah toleransi di negeri ginseng ini.
Selain fungsinya sebagai tempat beribadah umat muslim serta sebagai salah satu destinasi wisata, berikut tiga fakta menarik seputar masjid ini.
1. Donasi bersama pemerintah Korea dan Arab Saudi
Seoul Central Mosque ini terletak di Jalan Usadan, Distrik Yongsan di Seoul.
Daerah sekitar masjid sering disebut daerah Itaewon.
Masjid yang mulai dibangun tahun 1974 dan mulai digunakan tahun 1976 ini merupakan perpaduan atas donasi pemerintah Korea untuk lahan seluas 5.000 meter persegi, serta uang pembangunan masjid dari patungan negara-negara Islam.
Sebelum masjid ini dibangun, Korean Muslim Federation (KMF) sering mengadakan shalat berjamaah di daerah ini.
Saat itu jumlah penduduk muslim di Korea sekitar 3.000 jiwa.
Presiden Korea saat itu, Park Chung-hee menawarkan KMF sebidang lahan untuk dibangun masjid, agar Republik Korea yang umurnya masih muda mendapatkan pertemanan yang baik dengan negara-negara timur tengah.
Kemudian, Arab Saudi dan negara timur tengah lain memberikan dana pembangunan masjid ke pemerintah Korea.
2. Pusat Syiar Islam di Korea
Setelah dibangunnya Seoul Central Mosque, sejumlah masjid juga dibangun di sejumlah wilayah di Korea lainnya.
Paling banyak masjid berada di wilayah Gyeonggi dan Incheon.
Tercatat ada 7 masjid di wilayah tersebut.
Sementara di Seoul, tidak berdiri masjid lain selain Seoul Central Mosque.
Seoul Central Mosque jadi pusat syiar Islam di Korea lantaran di masjid ini juga berdiri kesekretariatan KMF.
Dari dana negara-negara Islam di Timur Tengah, kesekretariatan KMF berkembang dan kini sudah ada pusat edukasi Islam dengan gedung di samping masjid.
Segera setelah masjid ini dibangun disusul masjid-masjid lain di Korea, jumlah penduduk muslim di Korea meningkat pesat.
Penduduk muslim tak hanya dari warga asing muslim yang menetap di Korea, juga penduduk asli Korea mulai meminati Islam.
Diperkirakan jumlah penduduk muslim di Korea mencapai 200.000 jiwa saat ini.
3. Pusat Makanan Halal
Daerah sekitar masjid Seoul ini merupakan pusat makanan halal, di sepanjang jalan menuju masjid ini berderet restoran halal, terutama di Usadan 10-gil.
Pemiliknya bisa berasal dari Timur Tengah atau negara Islam lainnya.
Bahkan ada restoran Indonesia bernama Siti Sara di jalan ini.
Kami, peserta tur 2018 Halal Restaurant Week Korea, dua kali menyambangi restoran halal di daerah Itaewon ini.
Satu ke Murree Muslim Food dan satu lagi ke Kervan, restoran kebab Turki, cabang Itaewon.
Untuk harga, di Murree masih lumayan terjangkau.
Misal untuk menu bibimbap harganya 8.000 KRW per porsi (1 KRW=Rp 14).
Sementara menu bulgogi seharga Rp 15.000 KRW.
Ukurannya pas buat perorangan dan kenyang.
Di Kervan, seporsi menu chicken shish kebab atau mix sish kebab harganya 21.000 KRW, namun dengan ukuran besar, satu porsi menu bisa untuk dua orang.
Hadirnya masjid di Seoul terbukti membawa denyut nadi perekonomian dan pusat komersial di jatung Korea.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul 4 Fakta Menarik Seoul Central Mosque, Masjid Tertua di Korea.