Breaking News:

Banyak Foto Tak Sesuai Kenyataan, Generasi Milenial Mulai Bosan dengan Influencer Media Sosial

Sebuah survei baru mengungkapkan, influencer media sosial nyaris tidak memiliki pengaruh terhadap keputusan wisatawan muda untuk bepergian.

The Verge
Caption foto di Instagram 

TRIBUNTRAVEL.COM - Milenial traveler, apa yang kamu rasakan ketika pertama kali melihat foto-foto yang dibagikan travel influencer di Instagram?

Apakah kamu langsung tergiur untuk berkunjung ke sana?

Sebagian mungkin akan menjawab 'iya' dan sisanya mengatakan 'tidak'.

Alasannya, tidak semua pelancong milenial percaya dengan foto-foto cantik di Instagram.

Mereka sudah mulai bosan dengan foto destinasi yang tidak sesuai dengan kenyataan.

Sebuah survei baru mengungkapkan, influencer media sosial nyaris tidak memiliki pengaruh terhadap keputusan wisatawan muda untuk bepergian.

solo traveler
solo traveler (pinterest.com)

Selain Disukai Generasi Milenial, Inilah Alasan Orang Pilih Ikut Open Trip: Sekalian Cari Jodoh?

Ketika ditanya siapa yang bisa mempengaruhi rencana perjalanan mereka, generasi milenial mengatakan tidak pada seleb-travel atau travel influencer.

Bahkan, brosur dan promosi wisata pun tidak membangkitkan minat mereka.

The Journey of Me Insight telah melakukan studi tentang apa yang diinginkan Asia Pacific Millennial Traveler (pelancong milenial dari Asia Pasifik) oleh Amadeus.

Hasilnya diketahui bahwa generasi milenial lebih tertarik dengan rekomendasi dari teman, keluarga dan ulasan perjalanan yang lebih pasti.

2 dari 3 halaman

General manager Amadeus (Malaysia) Miro Blazevic mengatakan, generasi milenial mulai waspada terhadap travel influencer di media sosial.

Traveling bersama teman
Traveling bersama teman (stevebrownapts.com)

Generasi Milenial Lebih Pilih Tunda Bulan Madu, Inilah Alasan dan Efek Positifnya

"Saat ini generasi milenial melihat influencer hanya untuk mengkaji tren, ide dan inspirasi," kata Blazevic.

Hal ini membuat influencer merasa kehilangan kredibilitas.

"Foto nyata lebih penting dari kesempurnaanm dan itu adalah pelajaran bagi sebuah industri wisata," tambahnya.

Studi yang dilakukan di 14 pasar di Asia Pasifik juga mengungkapkan beberapa pola perjalanan menarik lainnya.

Generasi milenial pun tak enggan mengunjungi destinasi yang baru saja mengalami gejolak (teror, pemberontakan politik atau sosial, bencana alam, dan lain-lain).

Namun, jangan harap mereka akan membagikan informasi pribadi di media sosial.

Traveling di Medellin Kolombia
Traveling di Medellin Kolombia (Youtube)

Bukan Lagi Bali dan Yogyakarta, Ini 3 Wisata Nusantara yang Paling Digemari Generasi Milenial

Penelitian menunjukkan generasi milenial kurang terbuka untuk berbagi informasi pribadi perjalanan mereka.

Penelitian lebih lanjut menemukan bahwa generasi milenial Taiwan (76 persen) dan Indonesia (75 persen) adalah yang paling terbuka.

Sementara itu generasi milenial Jepang (33 persen) dan Selandia Baru (45 persen) paling terbuka untuk membagikan informasi destinasi wisata mereka.

3 dari 3 halaman

Jadi, tidak heran kalau keterbukaan kaum milenial terhadap teknologi bisa membantu memuaskan hasrat berkelana mereka.

Di Malaysia, 34 persen generasi milenial menggunakan media sosial untuk mencari teman perjalanan, berbagi informasi, berbagi tumpangan transportasi dan akomodasi.

Studi ini menunjukkan bahwa penyedia jasa perjalanan harus menargetkan keinginan generasi milenial untuk mendapat pengalaman baru melalui teknologi.

TripAdvisor
TripAdvisor (VideoBlocks)

Tak Sekadar Refreshing, Inilah Tren Traveling Generasi Milenial 2018, Kamu Banget, nih!

Ulasan dan rekomendasi di media sosial bisa membantu mereka menghemat bugdet perjalanan hingga 37 persen

Blazevic mengatakan generasi milenial memang generasi yang sangat menarik, dilansir dari AsiaOne, Senin (8/10/2018).

"Mereka tumbuh dengan internet dan teknologi sehingga memiliki keterbukaan terhadap pengalaman baru dan update postingan di media sosial," kata Blazevic.

"Mereka ingin pengalaman berbeda saat traveling sehingga industri jasa perjalanan harus melayani mereka secara berbeda. Penyedia jasa perjalanan perlu mengadopsi teknologi baru, strategi baru dan yang penting pola pikir baru jika ingin memenangkan pangsa pasar milenial," lanjutnya.

TribunTravel.com/rizkytyas

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
TribunTravel.comGenerasi MilenialFoto Tak Sesuai Kenyataanmedia sosialInstagramulasan perjalananMalaysiaAsia PasifikTaiwanIndonesiaJepangSelandia Baru
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved