Berdiri Kokoh Selama 140 Tahun Meski Dibangun Tanpa Semen, Ini Keunikan Rumah Dr Radjiman
Rumah milik salah satu pendiri bangsa, Dr. Radjiman Wediodiningrat ternyata dibangun tanpa semen. Namun hingga kini bangunan tersebut berdiri kokoh.
Editor: Wahid Nurdin
Di sebelah kiri rumahnya, terdapat lumbung padi yang saat ini telah dialih fungsikan sebagai pusat informasi.
Sebelum masuk, kita diharuskan mengisi buku tamu.
Lumbung padi tersebut berisikan kata-kata Radjiman, beserta infografis dalam bentuk poster berisikan riwayat hidupnya.
Di depan lumbung, sebuah kentongan besar dari kayu.
3. Ruang tamu

Masuk ke dalam rumah Radjiman, kita akan disambut oleh sejumlah kursi yang masih asli sejak dulu.
Suasana ruangan ini sangat sejuk, dengan sedikit cahaya dari jendela dari luar yang menerobos tirai bambu.
Didukung dengan lantainya yang masih asli serta plafon dari bambu yang juga masih asli, hanya dicat ulang dengan warna hijau.
Di dinding-dinding, terdapat juga dokumentasi foto-foto Radjiman dan beberapa foto pejabat serta tokoh-tokoh yang pernah menyambangi rumah itu. Joko Widodo dan Puti Soekarno di antaranya.
4. Ruang tengah

Setelah dari ruang tamu, kita akan masuk ke dalam ruang tengah. Ruangan ini juga berfungsi sebagai ruang makan.
Tak jarang, ruangan tersebut juga digunakan sebagai tempat pertemuan antara Radjiman dan tokoh-tokoh penting negara saat membahas sesuatu.
Perabot seperti lemari, kursi dan meja masih asli.
Terlihat di meja makan tersebut, beberapa piring dan gelas masih terlihat di atas meja.
"Kemarin baru ada acara kirim doa buat Dr. Radjiman itu mbak, makanya masih berantakan belum sempat saya rapikan lagi," kata Sadimin.
Menurut Sadimin, hari kematian Radjiman selalu diperingati dengan mengadakan acara kirim doa atau tahlilan dirumahnya.
5. Kamar Radjiman

Tepat berada di sebelah kanan ruang makan, ada kamar milik Radjiman.
Tak banyak perabot yang ada di dalam kamar ini, yang paling terlihat adalah ranjang besi besar berwarna hijau.
Ranjang tersebut merupakan tempat Radjiman merebahkan tubuhnya saat beristirahat, masih asli. Hanya dicat ulang agar tetap terawat.
Sadimin bercerita ranjang tersebut terbuat dari besi seutuhnya, sehingga hingga kini masih kuat.
6. Ruang pusaka

Di dalam kamar Radjiman, ada sebuah pintu yang ternyata mengarah pada ruangan yang cukup sakral.
Ruangan ini adalah tempat Radjiman bermeditasi mencari inspirasi. Benda yang paling bergharga milik Radjiman juga disimpan di sana.
Adalah 4 tombak dengan panjang yang berbeda beda, masing-masing memiliki nama, yakni Kyai Pleret, Kyai Slamet, dan Pulanggeni. Sementara satu tombak lagi, Sadimin mengaku lupa namanya.
"Yang satunya ini.. aduh apa, lupa mbak," katanya sembari tertawa kecil.
Ada juga meja rias milik Radjiman yang tersimpan di di sana, kacanya dibiarkan meski sudah pecah sebagai bukti benda tersebut adalah asli.
7. Kamar tamu

Beranjak ke kamar selanjutnya, ada kamar yang khusus digunakan apabila ada tamu yang menginap di rumah Radjiman.
Sama, ranjang berwarna hijau di dalamnya masih asli.
Beberapa barang pribadi milik Radjiman seperti koper yang terbuat dari kulit asli juga di simpan di sana.
8. Dapur

Beralih ke dapur, beberapa perabot yang ada di sana sebagian besar telah diganti karena termakan usia.
Seperti tungku untuk memasak, yang terdapat dalam foto adalah replikanya.
Meski begitu, ini memberikan gambaran bagaimana makanan untuk Radjiman dulu dipersiapkan.
9. Teras belakang

Dari sekian ruangan yang ada di rumahnya, teras belakang menjadi yang paling favorit bagi Radjiman.
Duduk di kursi tua itu, Radjiman senang menghabiskan sore bersantai dengan minum teh menghadap ke Gunung Lawu serta hamparan sawah nan luas.
Rumah yang menjadi saksi bisu bagaimana tokoh bangsa ini menghabiskan hari-harinya untuk memikirkan bangsanya.
Rumah Radjiman tetap berdiri dan perabot di dalamnya terawat baik tentu tidak lepas dari peran Sadimin sendiri.

Sudah bertahun-tahun Sadimin selalu rutin menyapu, mengepel, dan merawat rumah itu.
"Seminggu sekali/dua kali daya bersihkan mbak, tergantung juga saya longgarnya kapan karena ada kegiatan juga di masyarakat," katanya.
Ia mengaku senang menjalani tugasnya sebagai juru kunci, mengabdikan diri kepada Radjiman, untuk ikut melestarikan sejarah bangsa. (Intisari/Masrurroh Ummu Kulsum)
Artikel ini sudah tayang di Intisari.grid.id dengan judul Dibangun Tanpa Semen, Rumah Dr. Radjiman Ini Mampu Berdiri Kokoh Selama 140 Tahun, Seperti Apa Penampakannya?