Laporan Wartawan TribunTravel.com, Rizki A Tiara
TRIBUNTRAVEL.COM - Malaysia memang gencar mempromosikan pariwisatanya ke Indonesia.
Satu dari kawasan Malaysia yang menawarkan wisatanya ke Indonesia adalah Melaka atau Malacca City.
Melaka terletak di pesisir pantai barat daya Semenanjung Malaka, tidak terlalu jauh dari Kuala Lumpur.
Dikutip TribunTravel.com dari laman Kompas, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Melaka mengadakan berbagai promosi, pengenalan destinasi baru, hingga memberikan diskon 70 persen untuk turis Indonesia.
Hal ini dilakukan untuk mencapai target 2 juta turis Indonesia ke Melaka.
Buat traveler yang tertarik mengunjungi Melaka, TribunTravel.com telah merangkum empat spot wisata di kawasan Melaka dari laman malacca.ws.
1. Stadthuys
Stadthuys diyakini sebagai bangunan Belanda tertua di Asia.
Bagian dari alun-alun Belanda paling terkenal ini adalah bangunan berwarna merah teracotta yang mencolok.
Dulunya Stadthuys adalah kediaman dinas pemerintah dan pejabat Belanda.
Stadthuys dibangun antara tahun 1641 hingga 1660 di atas reruntuhan benteng Portugis.
Stadthuys Malacca merupakan titik pusat pemerintahan kolonial Eropa (Portugis, Belanda, Inggris) selama lebih dari 300 tahun.
Pada 1982 Stadthuys dialihfungsikan menjadi museum.
Ada Museum of History & Ethnography dan Museum of Literature.
2. Malacca Butterfly & Reptile Sanctuary

Malacca Butterfly & Reptile Sanctuary adalah obyek wisata di Ayer Keroh, sekitar 15 km timur laut kota Malaka.
Juga dikenal sebagai Taman Rama Rama, Malacca Butterfly & Reptile Sanctuary adalah rumah bagi berbagai binatang.
Mulai dari kupu-kupu yang indah hingga ular, kadal, buaya, ikan koi dan bahkan sepasang macan tutul emas yang cantik.
Terletak di area hutan seluas 11 hektar, kompleks ini sebagian terdiri dari hutan sekunder dan taman lanskap.
Malacca Butterfly & Reptile Sanctuary dibuka pada tahun 1991.
Kompleks ini dibagi menjadi lima bagian: Lembah Sungai Koi, Butterfly Garden, Reptile Aviary, Wild Photo Lane, dan Nature's Art Centre.
3. Istana Kesultanan Melaka

Istana Kesultanan Melaka atau Melaka Sultanate Palace adalah replika kayu dari istana abad ke-15 milik Sultan Mansur Shah.
Terletak di kaki Bukit St. Paul, Istana Kesultanan Melaka dibangun pada 1985 dengan menggunakan teknik dan bahan konstruksi tradisional, berdasarkan catatan pada abad ke-16, Sejarah Melayu (Melayu Annals).
Menurut catatan sejarah, istana tujuh tingkat Sultan Mansur Shah dibangun seluruhnya tanpa paku dan didukung dengan pilar kayu berukiran dan menampilkan atap tembaga dan seng.
Itu menjadi istana dengan arsitektur paling rumit yang pernah dibangun di dunia pada 1459.
Menurut catatan sejarah, istana tersebut hancur satu tahun setelah sultan naik tahta karena disambar petir.
4. Mini Malaysia & ASEAN Cultural Park

Mini Malaysia & ASEAN Cultural Park adalah sebuah taman budaya yang menampilkan replika rumah-rumah tradisional Malaysia dan negara ASEAN lainnya.
Serupa dengan Karyaneka Handicraft Centre di Kuala Lumpur, setiap rumah berisi perabotan, perlengkapan dan karya seni yang menggambarkan budaya masing-masing negara.
Terletak di Ayer Keroh, Mini Malaysia & ASEAN Cultural Park menampilkan 13 negara bagian Malaysia yang direpresentasikan dengan rumah tradisional yang cukup sulit dibedakan.
Namun di dalam setiap rumah ada perbedaan yang dapat dilihat.
Yakni, dengan boneka-boneka lilin yang mengenakan kostum tradisional masing-masing serta kerajinan lokal.
Di bagian Mini Malaysia Complex ada juga model perkampungan Orang Asli Malaysia.