Laporan Wartawan TribunTravel.com, Rizki A Tiara
TRIBUNTRAVEL.COM - Kabupaten Ngawi dikenal sebagai satu kabupaten yang berada di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Namun tahukah kamu, nama Ngawi tak cuma ada di Indonesia?
Ada satu kota lain yang bernama Ngawi dan kota tersebut berada di Selandia Baru.
Mengutip laman Intisari Online, Ngawi adalah kota nelayan yang terletak di ujung selatan Pulau Utara (North Island) Selandia Baru.
Ngawi (dibaca 'naa-wee') memiliki sekumpulan rumah-rumah kayu berukuran kecil yang disebut bach.

Sementara itu, pantai di Ngawi juga dikenal dengan sebutan Beach Buldozer.
Ada banyak buldoser atau traktor yang digunakan untuk mengangkut perahu nelayan menuju atau keluar dari air karena tidak ada dermaga.
Inilah yang jadi fakta unik tentang Ngawi; setiap penduduk memiliki jumlah traktor lebih banyak dibandingkan penduduk di wilayah lain di dunia ini.
Satu ciri khas yang paling menonjol dari Kota Ngawi adalah banyaknya anjing laut berbulu yang tinggal di wilayahnya.
Karena letaknya yang terbilang di ujung selatan Pulau Utara atau North Island Selandia Baru, Ngawi menjadi kota nelayan yang cukup terisolasi.
Bahkan, penduduk harus melakukan perjalanan ke Carterton atau Masterton, yang ditempuh dalam waktu kurang dari satu jam perjalanan, untuk berbelanja mingguan.
Penduduk Ngawi yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai nelayan mulai melaut sekitar pukul 6 pagi dan kembali setelah tengah hari.
Ikan tangkapan biasanya dikemas dalam es dan dimuat di dalam truk menuju Wellington untuk diekspor.
Namun, ketika cuaca buruk, para nelayan hanya menunggu di darat.
Atau mencari pekerjaan di tempat lain selama waktu yang tak dimungkinkan untuk melaut.
Pada 1980an, Ngarwi pernah menjadi pusat pemrosesan crayfish atau udang lobster.
Selain kota nelayan, Ngawi ternyata juga menjadi destinasi wisata.
Setiap akhir pekan ada pendatang dan turis yang jumlahnya melebihi jumlah 30 penduduk permanen Ngawi.
Para pengunjung biasanya tinggal di bach milik warga setempat atau memilih bertenda.
Satu hal yang membuat Ngawi terisolasi adalah keadaan jalan pesisirnya yang berupa jalur kerikil dan tidak ada jembatan.
Setiap kali badai terjadi, akan ada aliran air yang memenuhi jalan pesisir tersebut.
Sehingga sulit untuk dilewati.
Di Ngawi juga tidak ada tenaga listrik, jadi penduduk hanya menggunakan generator.
Biasanya, penduduk memandikan anak-anak di luar rumah atau memanaskan air di bawah sinar matahari.
Keindahan lanskap Ngawi membuat orang sangat menyukai daerah itu.

Melansir laman newzealand.com, di jalan menuju Ngawi terdapat Putangirua Pinnacles yang menjadi pintu masuk ke Taman Hutan Aorangi.
Putangirua Pinnacles adalah tebing bebatuan karang yang terbentuk akibat angin dan hujan selama ratusan ribu tahun.
Untuk menikmati pemandangan dari Putangirua Pinnacles, traveler bisa berjalan ke platform menuju puncak atau menyusuri jalur di sepanjang alur sungai.


Selain Putangirua Pinnacles, ada beberapa spot wisata lain di seputaran Ngawi, melansir laman wairarapanz.com.
Seperti mercusuar Cape Palliser dan koloni anjing laut, Land Girl Pirinoa Coffee House, Ngawi Golf Course, Aorangi National Park.
Pengunjung juga bisa menyaksikan Big 3 Fishing Competition yang diadakan setiap musim panas, memancing di pantai, atau berselancar.