Laporan Wartawan TribunTravel.com, Rizki A Tiara
TRIBUNTRAVEL.COM - Kasus pencurian menimpa Philadelphia Insectarium and Butterfly Pavilion pada 22 Agustus 2018 lalu.
Barang yang dicuri pun tak tanggung-tanggung, yakni ribuan koleksi serangga dan reptil di dalam museum tersebut.
Dikutip TribunTravel.com dari laman This is Insider, ratusan jenis serangga dan reptil koleksi Philadelphia Insectarium and Butterfly Pavilion dicuri, termasuk satu spesies laba-laba paling beracun di dunia.
Kamera pengaman merekam gerak-gerik beberapa orang yang meninggalkan museum pada 22 Agustus dengan membawa 80 hingga 90 persen dari koleksi yang disimpan dalam wadah plastik.
Koleksi binatang itu pun sangat beragam, mulai dari tarantula hingga tokek.
Polisi Philadelphia percaya, pencurian yang menyebabkan kerugian senilai 40.000 dolar AS ini merupakan pekerjaan orang dalam.
Kemungkinan dilakukan oleh karyawan saat ini dan mantan pekerja, yang bermaksud untuk menjual kembali 7.000 binatang koleksi Philadelphia Insectarium and Butterfly Pavilion tersebut.


Sementara itu, polisi telah menghubungi tiga terduga, tapi belum ada upaya penangkapan yang dilakukan.
Dr John Cambridge, kepala eksekutif insektarium, mengatakan kepada New York Times, dia percaya "Seseorang melihat adanya kesempatan untuk mengambil beberapa binatang" dan benar-benar melakukannya.
Sementara beberapa binatang telah kembali, banyak yang masih hilang.
Termasuk satu serangga paling berbisa di dunia, yakni laba-laba pasir bermata enam.
Gigitan dari laba-laba pasir bermata enam jarang terjadi pada manusia.
Namun, binatang ini telah terbukti menyebabkan lesi dermonekrotik, menurut sebuah artikel di jurnal PLOS Neglected Tropical Diseases.
Lesi seperti itu mungkin memerlukan tindakan amputasi dalam kasus-kasus serius.
Gigitan juga terbukti menyebabkan kematian pada kelinci, kata penulis artikel itu.
Laba-laba ini berasal dari hutan kering dan gurun di Afrika Selatan, Amerika Selatan, dan Amerika Tengah.
Sulit untuk mengetahui hewan apa saja yang hilang karena polisi mengatakan, para pencuri juga mengambil log yang digunakan untuk melacak binatang tersebut.
Begitu banyak serangga dan reptil yang dicuri sampai-sampai pihak museum harus menutup lantai kedua dan ketiga sampai 3 November.
Saat itu, diharapkan museum sudah dapat memenuhi kembali koleksi mereka pada waktunya untuk berpartisipasi Philadelphia Oddities Expo.
Dr. Cambridge menunjukkan, banyak binatang koleksi insektarium yang disita dalam penyelidikan kriminal.
Oleh karena itu mencurinya dapat dianggap merusak bukti penyelidikan.
Sementara para terduga akan menghadapi kemungkinan tuduhan serius, Dr. Cambridge tetap berharap mereka akan sedikit diampuni.
"Mereka masih muda, dan saya benar-benar berharap ini bukan sesuatu yang bakal menghantui mereka selama hidup," kata Dr Cambridge.
"Semua orang bisa saja melakukan hal bodoh ketika mereka masih muda."