Laporan Wartawan TribunTravel.com, Rizki A Tiara
TRIBUNTRAVEL.COM - Ada beberapa hal yang menyebabkan sebuah pantai ditutup.
Namun, satu di antara penyebab itu bisa berasal dari binatang yang sedang dalam musim kawin.
Seekor lumba-lumba hidung botol yang sedang dalam pencarian pasangan kawin menyebabkan satu kota pesisir di Prancis mengeluarkan larangan berenang.
Pemerintah khawatir, lumba-lumba yang sedang agresif tersebut akan membuat turis atau penduduk lokal cedera.
Walikota kota yang berada di Prancis barat laut Landévennec, Brittany, Rogers Lars memerintahkan larangan mendekati lumba-lumba dalam jarak 50 meter.
Lumba-lumba ini dinamai Zafar.
Serta, para penduduk maupun wisatawan dilarang mandi dan menyelam di pantai setempat setiap kali Zafar terlihat di perairan terdekat.
Sebenarnya, Zafar si lumba-lumba jantan telah menjadi favorit para penduduk lokal.
Namun, beberapa minggu yang lalu kecenderungan seksualnya mendadak membuatnya lebih agresif.
Lumba-lumba ini sebenarnya sudah sering terlihat bermain-main dengan anak-anak dan pendayung kayak di dekat kota Breton di Brest selama beberapa bulan.
Selama itu pula, Zafar sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda agresif.
Hingga akhirnya saat Zafar beralih ke selatan menuju Landévennec, lumba-lumba ini mulai menggesek-gesekkan tubuhnya dengan perahu dan perenang.
Para ahli kelautan khawatir, lumba-lumba itu sedang memasuki musim kawin dan sedang 'bergejolak.'
Mereka pun menyarankan wali kota untuk bertindak.
Larangan diberlakukan sejak 20 Agustus, lapor NDTV.
"Saya mengeluarkan keputusan untuk memastikan keselamatan ... Beberapa orang yang berenang juga benar-benar takut."
"(Zafar) bahkan pernah mencoba mengangkat tubuh seorang perenang perempuan dengan moncongnya," demikian Rogers Lars mengumumkan, laporan BBC.
Setelah berminggu-minggu, perilaku agresif ini meningkat.
Ada satu insiden di mana Zafar melemparkan seorang perempuan muda ke udara dengan hidungnya yang menjadi titik kulminasi dari agresivitas lumba-lumba itu.
Menurut BBC, seorang perenang lain juga harus diselamatkan dengan perahu pada bulan lalu ketika Zafar menghalanginya kembali ke pantai.
Tak lama setelah insiden, seorang pendayung kayak melaporkan lumba-lumba ini melompati kepalanya.
Sementara, seorang turis dari Spanyol mengeluh, mereka "dihadapkan oleh lumba-lumba, yang seolah terlihat sangat ingin sekali untuk berinteraksi."
Namun tidak semua orang mendukung larangan yang dikeluarkan sang wali kota tersebut.
Pengacara Breton, Erwan Le Cornec mengatakan kepada BBC larangan tidak perlu seberat itu.
"Berapa banyak insiden fatal yang pernah terjadi dengan lumba-lumba di Finistère sejak mereka hidup berdampingan dengan manusia? Tidak ada," katanya.
"Dengan keputusan ini, berarti walikota sedang mencoba untuk membuat kesan, lumba-lumba hampir seperti binatang buas, sesuatu yang benar-benar tidak dapat diprediksi, dan mampu menenggelamkan orang."
Erwan Le Cornec melanjutkan, walikota "akan memutarbalikkan pendekatan positif yang benar yang masyarakat miliki terhadap lumba-lumba, sehingga mereka takut pada mamalia laut yang cerdas ini."
Meskipun serangan lumba-lumba pada manusia sangat jarang terjadi, kejadian itu memang pernah ada.
Dua tahun lalu, BBC mempublikasikan artikel berjudul Cute and Cuddly Dolphins are Secretly Murderers.
Dalam artikel tersebut, penulis Henry Nicholls mengakui meskipun "lumba-lumba adalah mamalia yang cerdas dan ramah," mereka "juga binatang yang dapat melakukan pelecehan, inses, dan pembunuhan bayinya sendiri."