Breaking News:

Ibadah Haji 2018

Ada dari Aceh hingga India, Inilah Potret Para Jemaah Haji pada Tahun 1880-an dari Berbagai Negara

Lebih dari 2 juta umat Muslim di seluruh dunia, termasuk 200 ribu jemaah Indonesia, tengah bersiap menjalankan puncak ibadah haji, Senin (20/8/2018).

Penulis: sri juliati
Editor: Sinta Agustina
Koleksi Museum Seni Islam, Doha
Calon jemaah haji dari Sumatera, Indonesia pada tahun 1880-an. 

TRIBUNTRAVEL.COM - Lebih dari 2 juta umat Muslim di seluruh dunia, termasuk 200 ribu jemaah Indonesia, tengah bersiap menjalankan puncak ibadah haji.

Dilansir dari Tribunnews.com, para jemaah haji akan melaksanakan ibadah Wukuf di Padang Arafah pada Senin (20/8/2018).

Mereka yang sudah tiba di Padang Arafah langsung beristirahat di tenda-tenda maktab yang sudah disediakan.

Terdapat 71 maktab dengan jumlah per tenda maktab bisa menampung 3.000 orang.

Sementara itu, pintu-pintu tenda dibuka lebar agar sirkulasi udara lancar karena suhu panas yang mencapai 45 derajat Celsius.

Meski demikian, pada Minggu (19/8/2018) malam, badai pasir dan hujan deras, sempat melanda sebagian wilayah Arab Saudi.

Berbicara tentang pelaksanaan ibadah haji, tentu tak lepas bagaimana perjuangan calon jemaah pada zaman dulu.

Saat teknologi dan moda transportasi belum semaju sekarang, mereka harus naik kapal untuk sampai ke Mekkah selama berbulan-bulan.

Tentu saja, berhaji pada zaman dulu tidak perlu berdesak-desakan seperti saat ini, sebab jumlah jemaah haji tidak sebanyak sekarang.

Lantas, bagaimana potret pelaksanaan ibadah haji pada zaman dulu?

2 dari 3 halaman

TribunTravel.com melansir dari ilmfeed.com telah merangkum sederet foto jemaah haji dari 10 negara di dunia pada 1884.

Kumpulan foto ini diambil Snouck Hurgronje, seorang sarjana Belanda budaya Oriental dan bahasa serta Penasehat Urusan Pribumi untuk pemerintah kolonial Hindia Belanda.

Lulusan Universitas Lieden tersebut pernah tinggal selama sekitar tujuh bulan di Kota Suci Mekkah.

Yang menarik dari kumpulan foto ini, pakaian yang dikenakan para jemaah haji mencerminkan adat istiadat tempat asal mereka.

Namun selama berhaji, kewarganegaraan tersebut menjadi 'hilang.'

Sebab, setiap orang wajib mengenakan dua potong pakaian yang tidak dijahit alias ihram sehingga sulit untuk mengidentifikasi kewarganegaraannya.

Berhaji membuat semua orang, baik muda, tua, miskin, maupun kaya tampak sederajat di mata Allah.

Foto-foto ini diambil ketika kekhalifahan Utsmaniyah masih ada dan para peziarah dapat bepergian tanpa paspor dan visa.

1. Basra, Irak

(Koleksi dari Museum Seni Islam, Doha)

Baghdad, Irak

(Koleksi dari Museum Seni Islam, Doha)
3 dari 3 halaman

2. Malaysia

(Koleksi dari Museum Seni Islam, Doha)

3. Aceh, Indonesia

(Koleksi dari Museum Seni Islam, Doha)

Sumatera, Indonesia

(Koleksi dari Museum Seni Islam, Doha)

4. Mekkah, Arab Saudi

(Koleksi dari Museum Seni Islam, Doha)

5. Bahrain

(Koleksi dari Museum Seni Islam, Doha)

6. Zanzibar

(Koleksi dari Museum Seni Islam, Doha)

7. Yaman

(Koleksi dari Museum Seni Islam, Doha)

8. Maroko

(Koleksi dari Museum Seni Islam, Doha)

9. India

(Koleksi dari Museum Seni Islam, Doha)

10. Bukhara, Uzbekistan

(Koleksi dari Museum Seni Islam, Doha)
Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
AcehIndia Rusli Bintang Suku Mante Haleem Koshari (Kushari) Virus Nipah
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved