TRIBUNTRAVEL.COM - Mi instan menjadi makanan yang paling mudah dimasak sekaligus jadi bekal praktis saat naik gunung.
Namun, rupanya ada banyak risiko kesehatan yang membahayakan pemakan mi instan.
Dilansir dari Cooking Light, dalam studi yang dipublikasikan di Journal of Nutrition, peneliti di Korea melakukan survei pada 10.000 pria dan perempuan dewasa.
Partisipan dibagi menjadi dua bagian.
Pertama, mereka yang memiliki pola makan 'tradisional' dengan mengonsumsi ikan, nasi, buah, kentang, dan sayuran.
Yang kedua, mereka yang mengonsumsi lebih banyak daging dan makanan cepat saji, yang mengandung daging, soda, gorengan, dan makanan olahan (mi instan satu di antaranya).
Hasilnya, mereka yang mengonsumsi makanan cepat saji lebih berisiko mengalami gangguan metabolisme.
Menurut National Institure of Health, gangguan metabolisme dapat menyebabkan penyakit jantung, diabetes dan stroke.
Akan tetapi, perempuan yang memakan mi instan sebanyak 2 kali seminggu, 68 persen dari mereka lebih berisiko terkena kegemukan atau obsesitas, serta gangguan metabolisme.
Hal ini terlepas dari seberapa banyak mereka berolahraga dan seperti apa pola makan mereka.
Mengonsumi mi instan rupanya lebih berbahaya daripada yang kita bayangkan.
Lalu apa yang menyebabkan mi instan sangat tidak menyehatkan?
Dalam sebuah paket mi instan yang berkalori 380, terdapat 14 gram lemak, 1829 mg sodium.
Jumlah sodium itu hampir lebih dari setengah jumlah maksimum yang diperbolehkan, yaitu 2300 mg.
Selain itu, mi instan juga mengandung TBHQ atau tertiary butylhydroquinone.
TBHQ bisa menyebabkan gangguan penglihatan pada seseorang yang terekspos.
Tak hanya itu, TBHQ juga berhubungan dengan gangguan hati dan pertumbuhan tumor pada tikus.
Berita ini sudah dimuat di Grid.id dengan judul Selain Bikin Gemuk, Ini Bahaya Kesehatan dari Mie Instan yang Kita Makan!