TRIBUNTRAVEL.COM - Kontroversi mi instan makin hari makin jadi sorotan. Terlebih lagi, mi instan merupakan salah satu makanan yang sangat digemari masyarakat Indonesia.
Banyak yang tetap menggemari mi instan, tetapi tak sedikit juga yang meminimalisir kuantitas mengonsumsi mi instan karena dihantui rasa takut akan berbagai bahaya yang muncul dari mi instan.
mi instan memiliki kandungan tepung olahan yang bisa menyebabkan gangguan pencernaan pada manusia.
Bila kerap dikonsumsi, mi instan juga meningkatkan risiko masalah usus bahkan diabetes.
Menurut laporan yang diterbitkan World Instan Noodles Association, sebanyak 102,7 miliar porsi mi instan habis dalam jangka waktu satu tahun di dunia.
Hal ini jadi bukti bahwa mi instan memang merupakan makanan yang digemari, tak hanya di Indonesia.
Mengapa mengonsumsi mi instan berlebih buruk bagi kesehatan?.
mi instan dibuat dengan pengawet yang membuat bahannya tahan lebih lama.
Bahan pengawet tersebut tentunya membuat mi instan rendah kandungan nutrisi, tinggi lemak, kalori dan sodium.
mi instan juga mengandung bahan pewarna buatan, zat aditif dan juga perasa yang mengandung berbagai zat kimia.
Belum lagi, mi instan juga mengandung monosodium glutamat (MSG) yang memiliki batasan dalam mengonsumsinya.
Karena bila dikonsumsi dalam jumlah berlebih, MSG juga menimbulkan masalah kesehatan yang serius.
Bahkan, The Washington Post telah melaporkan bila penelitian di Korea Selatan menemukan efek mi instan pada kesehatan manusia.
"Meskipun mi instan makanan yang lezat, dimungkinkan terjadi peningkatanrisiko sindrom metabolik karena tinggi natrium tinggi makanan, lemak jenuh yang tidak sehat dan beban glikemik," ungkap Hyun Shin, doktor di Harvard School of Public Health.
Studi ini menyebutkan bahwa selain diabetes, perempuan yang mengonsumsi mi instan seminggu dua kali lebih berisiko mengidap obesitas, tekanan darah tinggi dan masalah jantung, dibandingkan yang makan lebih sedikit.
Menjawab berbagai pertanyaan tentang bahaya mi instan yang tak hanya menyerang kesehatan tubuh tetapi juga merusak pencernaan, sekelompok dokter lokal Amerika telah melakukan eksperimen tentang keadaan pencernaan saat seseorang mengonsumsi mi instan dengan bantuan kamera mikro.
Dalam dua menit, terdapat perbedaan antara proses pencernaan mi instan dan mi yang diolah tanpa pengawet.
Gambar sebelah kiri yang menunjukkan mi instan terlihat masih utuh dan belum tercerna secara sempurna, sedangkan bagian foto kanan yaitu mi tanpa pengawet lebih cepat dicerna dan lebih halus.
Dan dalam dua jam, mi instan masih belum bisa dicerna dengan sempurna.
Masih terlihat bentuk mi instan yang ada di sistem pencernaan.
Berbeda dengan sebelah kanan yang sudah tak lagi terlihat bentuk mi instan karena lebih mudah dicerna.
Dalam kasus mi instan tersebut, salah satu perwakilan bernama Dr. Sharma mengungkapkan hal tersebut ditengarai kandungan di dalam mi instan yang mengandung zat pengawet.
Zat pengawet membuat makanan akan lebih sulit dan lama dicerna di dalam proses pencernaan.
Dari situ disimpulkan jika tak hanya mi instan, semua makanan olahan dan berpengawet juga melalui proses yang sulit dicerna.
"Salah satu masalah terbesar saat ini adalah kenyataan bahwa orang telah mulai mengganti makanan segar dengan makana cepat saji," ungkap Dr. Sharma.
Dan fakta tersebut memang besar, dibarengi fakta bila makanan cepat saji lebih besar peminatnya.
Menurut Dr. Sharma, makanan cepat saji tak bisa menggantikan kebutuhan makanan yang diperlukan seseorang di dalam tubuh.
Artikel ini telah dimuat di Nakita.id dengan judul Dinilai Berbahaya, Ini yang Menyebabkan Mie Instan Dianggap Berbahaya Bagi Kesehatan.