Breaking News:

Gempa Lombok

Mengapa Indonesia Rawan Terjadi Gempa? Berikut Penjelasan Ilmiahnya

Mungkin di antara travelers banyak yang bertanya-tanya, mengapa gempa rawan terjadi di Indonesia?

Penulis: Rizky Tyas Febriani
Editor: Sri Juliati
Surya
Ilustrasi seismograf, alat pencatat getaran gempa bumi. 

TRIBUNTRAVEL.COM - Gempa Bumi kembali mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat, Kamis (9/8/2018) sekitar pukul 12.25 WIB.

Menurut analisis BMKG, gempa bumi bermagnitudo 6,2.

BMKG melaporkan, lokasi pusat gempa berada di 8.36 LS,116.22 BT, sekitar 6 km ke arah barat laut Lombok Utara.

Pusat gempa berada di kedalaman 12 kilometer.

Sebagai destinasi wisata populer di Indonesia, gempa Lombok tentu sangat memengaruhi sektor pariwisata.

Sejak awal pekan Agustus, tercatat ada tiga gempa berskala cukup besar mengguncang Lombok.

Pertama, gempa berskala 6,4 pada Skala Richter (SR) mengguncang Pulau Lombok dan sekitarnya, Minggu (29/7/2018) pukul 06.47 Wita atau 05.47 WIB.

Imbasnya, Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), Nusa Tenggara Barat (NTB), menutup sementara jalur pendakian Gunung Rinjani.

Hal ini karena terjadi longsor di atas pegunungan akibat gempa Bumi.

Gempa skala kecil juga masih dirasakan sehingga membuat warga khawatir.

2 dari 3 halaman

Mungkin di antara travelers banyak yang bertanya-tanya, mengapa gempa rawan terjadi di Indonesia?

Tidak hanya Lombok, beberapa wilayah di Indonesia di antaranya Aceh, Kepulauan Mentawai, Tasikmalaya, hingga Daerah Istimeya Yogyakarta pun pernah mengalami gempa.

Terdiri dari wilayah kepulauan, gempa sangat rawan terjadi di Indonesia, sama seperti Jepang dan Filipina.

Jika dilihat secara geologi, para ahli mengatakan, baik dari lempengan dan patahan, gempa memang sudah pasti akan terjadi di Indonesia.

Wilayah Indonesia berpotensi terjadi gempa karena posisinya yang berada di pertemuan tiga lempeng utama dunia, yaitu Eurasia, Indoaustralia, dan Pasifik.

cqpress.com
cqpress.com

Wilayah Indonesia juga memiliki banyak sebaran patahan aktif atau sesar aktif.

Ada lebih dari 200 patahan aktif yang sudah terpetakan dan masih banyak yang belum.

Sejumlah patahan aktif di Indonesia di antaranya ada patahan besar Sumatera yang membelah Aceh sampai Lampung, patahan aktif di Jawa, Lembang, Yogyakarta, di Utara Bali, Lombok, NTB, NTT, Sumbawa, Sulawesi, Sorong, Memberamo.

Selain itu, posisi Indonesia juga berada di Cincin Api Pasifik (Ring of Fire).

Ring of Fire atau cincin api Pasifik adalah sebuah istilah yang dipakai untuk menyebut wilayah yang rawan letusan gunung berapi aktif dan gempa Bumi.

3 dari 3 halaman

Daerah Ring of Fire membentuk seperti 'tapal kuda' di sekeliling cekungan Samudera Pasifik.

Jika dilihat pada peta, Indonesia berwarna lebih merah dibandingkan daerah lain.

Jepang dan Filipina juga merah.

California berwarna merah juga karena disitu ada zona San Andreas Fault yang besar dan bergerak sangat cepat.

Indonesia berwarna merah dalam peta
Indonesia berwarna merah dalam peta (virtualexplorer.com.au)

Sekitar 90 persen gempa Bumi yang terjadi, 81 persennya terjadi di wilayah yang masuk lingkaran cincin api Pasifik.

Sementara 17 persen lainnya terjadi di kawasan sabuk Alpide.

Nah, Indonesia masuk jalur keduanya, baik cincin api Pasifik maupun sabuk Alpide.

Alpide belt atau sabuk Alpide atau jalur Alpid berada di sepanjang tepi selatan Eurasia, mulai dari Jawa hingga Sumatera, melalui Himalaya, Mediteran dan berakhir di Laut Atlantik.

Meskipun berada di wilayah yang rawan letusan gunung api dan gempa Bumi, keberadaan Indonesia di cincin api Pasifik dan Sabuk Alpide membawa keuntungan tersendiri.

Indonesia memiliki tanah yang subur, sumber daya air, energi, dan mineral yang berlimpah.

Selanjutnya
Tags:
Tribun TravelIndonesiaLombok
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved