TRIBUNTRAVEL.COM - Kebakaran melanda padang savana seluas 10 hektare di Gili Lawa Darat, Kawasan Taman Nasional Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (1/8/2018).
Kepala Taman Nasional Komodo, Budi Kurniawan mengatakan, penyebab kebakaran diduga kuat berasal dari api rokok yang dibuang oknum pengunjung di puncak Gili Lawa Darat.
Meski tidak mengganggu habitat satwa Komodo, namun kebakaran itu berdampak bagi pengunjung atau wisatawan yang ingin menikmati pemandangan indah di daerah itu.
Budi mengungkapkan di Gili Lawa Darat, bukan habitat komodo tapi lebih dominan padang savana.
"Dampak yang ditimbulkan akibat kebakaran itu, tentunya karena itu merupakan spot treking dan untuk foto-foto, maka dalam beberapa waktu ke depan, potensi itu tidak bisa dinikmati lagi oleh pengunjung," ucap Budi sebagaimana dilansir dari Kompas.com.
Budi menyebut, Gili Lawa Darat merupakan satu spot wisata favorit di Taman Nasional Komodo yang biasa dikunjungi wisatawan setelah menyelam.
Para wisatawan baik domestik dan mancanegara, bisa menikmati sunset atau sunrise di Gililawa Darat.
Setelah memadamkan api, petugas kemudian melakukan pemeriksaan terhadap pengunjung dan awak kapal yang diduga menyebabkan kebakaran.
Setelah diperiksa di lokasi, para terduga kemudian dibawa ke Labuan Bajo untuk diperiksa lebih lanjut di Polres Manggarai Barat.
Rupanya, kasus kebakaran di Taman Nasional Komodo bukan kali pertama terjadi.
Lewat akun Instagram resminya, @komodo_national_park, TN Komodo mengungkapkan, jika kasus kebakaran sudah terjadi sebanyak dua kali selama 2018.
Sebelumnya, pada 19 Juni 2018, api juga melanda wilayah Taman Nasional Komodo yakni di Loh Pede Pulau Komodo.
Api menghabiskan padang rumput seluas 10 hektar di Loh Pede Pulau Komodo.
Beruntung, tak ada satwa, misalnya komodo dan rusa yang terdampak kebakaran ini karena pada komodo tidak hidup di wilayah savana.
Sekadar diketahui, wilayah Taman Nasional Komodo yang sebagian besar merupakan savana memang sangat rentan terhadap kebakaran.
Karenanya, semua pengunjung dilarang merokok selama trekking dan atau menyalakan api di dalam kawasan.
(TribunTravel/Sri Juliati)