TRIBUNTRAVEL.COM - Pantai atau yang dalam bahasa lokal disebut Pasie Gampong Jawa, menyuguhkan pemandangan khas desa nelayan.
Menikmati sore di pinggiran Kota Banda Aceh tersebut, bisa menjadi pengalaman menyenangkan.
Mata akan disuguhi dengan aktivitas nelayan yang menjadi mata pencaharian kebanyakan warga yang berdiam di situ.
Sambil menanti matahari tenggelam dalam pelukan malam, para pemancing memuaskan hobinya di dermaga.
Sedangkan di bibir pantai, para nelayan menarik pukat.
Pukat tradisional ini menggambarkan semangat gotong royong yang masih kental.
Pengunjung yang kebetulan singgah, biasanya dengan senang hati membantu para nelayan setempat menarik pukat.
Dari hasil tangkapan tersebut, mereka yang membantu biasa mendapat jatah ikan secara cuma-cuma.
Jika beruntung, maka kita juga bisa melihat atraksi gerombolan camar yang menyambar ikan hasil tangkapan nelayan.
Burung camar biasanya menjadi petunjuk bagi nelayan yang menangkap ikan.
Bila di satu kawasan banyak burung camar yang berputar-putar di atas permukaan air laut, kondisi itu pertanda ada ikan dalam jumlah besar.
Sehingga nelayan segera datang untuk melabuhkan pukat.
Berbagi rezeki persembahan dari kekayaan alam.
Ya, Pantai Gampong Jawa adalah desa nelayan dengan kearifan lokal yang lestari hingga kini.
Menuju lokasi
Pantai Gampong Jawa berada di Desa Gampong Jawa, Kecamatan Kutaraja, Kota Banda Aceh.
Berbatasan dengan Gampong Pande yang merupakan titik nol Banda Aceh.
Gampong diambil dari bahasa lokal yang bermakna desa.
Pantai Gampong Jawa ditandai dengan Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Yuk! Belajar Kearifan Lokal dari Pantai Gampong Jawa.