Laporan Wartawan TribunTravel.com, Rizki A Tiara
TRIBUNTRAVEL.COM - Saat ini, beberapa negara di dunia dilanda gelombang panas atau heat wave yang ekstrem.
Mulai dari Kanada, Amerika Serikat, Inggris, Pakistan, hingga Jepang.
Gelombang panas didefinisikan saat suatu kawasan mengalami temperatur 5 derajat Celsius lebih tinggi dibandingkan rata-rata selama lima hari berturut-turut, mengutip laman express.co.uk.
Bahkan, sudah ada korban jiwa yang jatuh akibat gelombang panas tersebut.
Dikutip TribunTravel.com dari laman Grid.ID, ada 70 orang yang meninggal dunia di Kanada akibat gelombang panas tahun 2018.
Selain itu, 77 orang meninggal dunia dan lebih dari 2.000 orang terluka di Jepang.
Pada Mei 2018 lalu, gelombang panas juga menewaskan 65 orang di Karachi, Pakistan.
Melihat betapa dahsyatnya efek gelombang panas ini, kali ini TribunTravel.com merangkum fakta di balik heat wave dari laman dosomething.org dan weather.com.
1. Gelombang panas adalah periode di mana temperatur panas berlebih berlangsung secara berkepanjangan.
Seringkali suhu tinggi ini juga dibarengi dengan kelembaban yang berlebihan.
2. Musim panas di Amerika Utara terasa sangat panas.
Ini berarti sebagian besar wilayah AS mengalami gelombang panas selama musim panas.
Wilayah timur dari pegunungan Rocky cenderung mengalami gelombang panas dengan suhu dan kelembaban tinggi.
3. Gelombang panas membunuh lebih banyak orang Amerika daripada bencana alam lainnya seperti banjir, badai petir, tornado, dan angin topan.
4. Gelombang panas sangat mematikan.
Gelombang panas, terutama yang berlangsung selama berhari-hari dapat mengakibatkan stres pada tubuh manusia.
Stres tersebut berupa penyakit yang berkaitan dengan panas dan kematian.
Setiap orang memang sensitif terhadap panas, tapi anak-anak kecil dan lansia di atas usia 65 tahun lebih rentan.
Jika dibiarkan dalam waktu yang cukup lama, kelelahan akibat panas dapat berujung pada 'heat stroke'.
Heat stroke ini dapat merusak otak, jantung, ginjal, dan jaringan otot lainnya.
Selain anak-anak di bawah usia 4 tahun dan lansia, orang-orang yang tinggal di rumah tanpa AC dan orang yang mengalami penyakit kronis memiliki risiko tinggi mengalami heat stroke.
Tak hanya manusia, gelombang panas juga berdampak buruk bagi binatang, baik binatang peliharaan maupun binatang liar.
5. Pada Juli 1995, Chicago, Illinois mengalami gelombang panas yang menyebabkan lebih dari 700 orang tewas.
Para ilmuwan memperkirakan, wilayah Midwest di Amerika Serikat mengalami gelombang panas yang sama hingga 3 kali dalam satu tahun pada 2100 nanti jika emisi gas rumah kaca terus meningkat.
6. Gelombang panas di perkotaan jauh lebih parah.
Daerah perkotaan seringkali mengalami suhu yang lebih tinggi selama musim panas, yang disebut dengan istilah "Urban Heat Island."
Istilah ini mengacu pada area metropolitan yang memiliki suhu lebih panas dibanding area lain di sekelilingnya.
Bahkan, temperatur di kota yang berpenduduk satu juta orang atau lebih dapat 1,8 hingga 5,4 derajat lebih tinggi dibandingkan area sekitarnya, menurut EPA.
Hal ini disebabkan oleh vegetasi yang berkurang dan banyaknya beton bangunan, aspal jalan, serta infrastruktur lain yang menyerap energi matahari dan menghasilkan suhu yang lebih tinggi.
Gedung-gedung yang tinggi dan jalanan yang sempit juga mengurangi aliran udara dan menjebak suhu panas. (*)