TRIBUNTRAVEL.COM - Cuaca bisa saja sedang terik-teriknya.
Lama-lama, kamu mulai merasakan haus dan segera mencari sesuatu yang segar untuk diminum.
Salah satunya adalah sparkling water atau air mineral berkarbonasi (soda).
Namun apakah air soda benar-benar menghidrasi, dan apakah itu baik untuk dikonsumsi sebagai air biasa?
CDC (Centers for Disease Control) merekomendasikan minum sparkling water sebagai alternatif sehat untuk soda dan minuman berkalori tinggi lainnya.
Tetapi, perlu ditekankan air soda di sini adalah yang tanpa rasa, hanya air yang memiliki karbon dioksida bertekanan yang dilarutkan ke dalamnya.
Karbon dioksida yang menyebabkan munculnya buih atau gelembung, membuat air berkilau yang tampak jauh lebih menyenangkan daripada air minum biasa.
Ada beberapa mitos terkait sparkling water yang mungkin kamu pernah dengar.
Mitos 1: Sparkling water menghancurkan enamel gigi
Tingkat pH air soda (pada pH 5) tidak cukup rendah untuk mengikis enamel gigi, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of American Dental Association.
Tetapi meski tidak merusak email gigi, berhati-hatilah dengan minuman bersoda asam lainnya yang dapat merusak kesehatan mulut.
Periksa label, sebaiknya pilih air tanpa tambahan perasa, gula, dan asam sitrat jika khawatir tentang kesehatan gigi.
Karena bahan-bahan ini memiliki potensi merusak gigi.
Mitos 2: Sparkling water melarutkan kalsium pada tulang, berpotensi menyebabkan osteoporosis
Penelitian telah menunjukkan bahwa konsumsi soda dikaitkan dengan penurunan kepadatan mineral tulang, khususnya pada perempuan.
Namun, ini berkaitan dengan konsumsi minuman kola secara khusus, bukan sparkling water.
Dalam penelitian lain di mana peneliti mengkaji satu kelompok untuk minum 1 liter sparkling water sehari dan kelompok lain minum 1 liter air biasa sehari selama 8 minggu.
Hasilnya, tidak ada perbedaan yang tampak antara kedua kelompok dalam hal kepadatan tulang.
Mitos 3: Air soda tidak seperti menghidrasi air
Sparkling water menghidrasi tubuh layaknya air biasa.
The American Journal of Clinical Nutrition membandingkan air biasa, sparkling water, dan minuman populer lainnya (cola, jus, bir, kopi, teh dan susu).
Hasilnya, ditemukan tidak ada perbedaan antara mereka dalam hal menghidrasi tubuh.
Penelitian menunjukkan bahwa peminum kopi dan teh biasa tidak mengalami dehidrasi oleh minuman tersebut ketika dikonsumsi dalam jumlah sedang.
Bahkan, peminum kopi yang mengonsumsi 3-6 cangkir sehari secara teratur tidak ditemukan memiliki perubahan pada total air tubuh.
Pada dasarnya, konsumsi kafein secara teratur dalam bentuk kopi dan teh bisa menghidrasi karena tubuh telah terbiasa dengan kafein.
Konsumsi kafein tidak teratur dalam bentuk teh dan kopi, bagaimanapun, dapat menyebabkan dehidrasi.
USDA (United States Department of Agriculture) merekomendasikan sparkling water sebagai alternatif yang baik dari minuman manis yang bisa mengurangi risiko obesitas.
Tetapi, karbonasi dalam sparkling water dapat menyebabkan penumpukan gas dan menyebabkan kembung dan ketidaknyamanan.
Nah, itu dia 3 mitos terkait sparkling water yang dipercaya banyak orang.
Artikel ini telah dimuat di Nakita.id dengan judul Dianggap Bisa Merusak Gigi dan Tulang, Sparkling Water Aman Diminum?