Laporan Wartawan TribunTravel.com, Ambar Purwaningrum
TRIBUNTRAVEL.COM - Bosan dengan pekerjaan yang itu-itu saja tanpa pemasukan yang jelas?
Ingin cepat kaya?
Mengapa tak menjadi ninja di Jepang?
Meski terdengar aneh, tapi pekerjaan ini benar-benar ada dan amat dibutuhkan.
Dilansir TribunTravel.com dari laman nextshark.com, Iga yang terletak di Prefektur Mie, Jepang, dilaporkan mengalami krisis ninja.

Kurangnya ninja di kota itu membuat mereka sampai berani menawarkan gaji hingga mencapai 85.000 US Dollar atau setara Rp 1,2 miliar bagi siapapun yang berminat.
Kota kecil yang menjadi tempat kelahiran ninja Jepang ini menerima sekitar 30.000 wisatawan yang berkunjung khusus menyaksikan festival ninja tahunan.

Sayangnya, karena banyaknya anak muda yang memilih untuk bekerja ke kota lain, membuat populasi ninja semakin menurun.
Tahun lalu Iga kehilangan sekitar 1.000 penduduk.
Kondisi ini cukup memprihatinkan dan membuat kota ini terancam sepi kunjungan.

Untuk membantu mengembalikan booming ekonomi lokal, walikota Iga, Sakae Okamoto, berencana untuk menggunakan warisan ninja untuk menarik wisatawan lokal dan internasional selama perayaan tahunan.
Namun, kurangnya minat anak muda Iga pada budaya ninja menimbulkan beberapa kesulitan.
"Saat ini di Iga, kami bekerja sangat keras untuk mempromosikan pariwisata ninja dan mendapatkan hasil paling ekonomis," kata Okamoto.
“Sebagai contoh, kami mengadakan festival ninja antara akhir April hingga sekitar awal Mei. Selama periode ini pengunjung dan juga orang lokal datang ke sini. Semua orang akan berpakaian seperti ninja dan berjalan berkeliling dan menikmati diri mereka sendiri tetapi baru-baru ini saya merasa itu tidak cukup.”

Meski gelombang wisatawan di Jepang tinggi, tapi kunjungan ke Iga cukup sedikit.
Untuk menarik lebih banyak turis dan membuat mereka tinggal lebih lama, Okamoto membuat keputusan akhir untuk merelokasi balai kota dan membangun museum ninja kedua di tempatnya.

Pemerintah juga perlu mempekerjakan orang untuk bekerja sebagai ninja.
Namun karena negara ini memiliki tingkat pengangguran yang sangat rendah, pemerintah lokal sulit mendapatkan pekerja yang mau berperan sebagai ninja.

“Ninja bukanlah kelas yang diwariskan. Tanpa pelatihan yang berat, tidak ada yang bisa menjadi seorang ninja. Itulah mengapa mereka menghilang dalam sejarah,” kurator museum ninja di Iga, Sugako Nakagawa mengatakan .
“Meski pekerjaan ini berat tapi sepadan dengan apa yang didapat. Pertama-tama, bayarannya cukup kompetitif. Hari ini, ninja dapat menghasilkan apa saja mulai dari sampai 85.000 US Dollar yang merupakan gaji yang sangat tinggi, dan faktanya, jauh lebih banyak daripada ninja nyatadi Jepang abad pertengahan,” katanya.
So bagi kamu yang ingin cepat kaya bisa datang ke Iga dan mendaftarkan diri sebagai ninja.