Laporan Wartawan TribunTravel.com, Ambar Purwaningrum
TRIBUNTRAVEL.COM - Ada yang menarik ketika kamu berkunjung ke pegunungan terpencil di Albania Utara.
Di sana kamu akan menemukan beberapa wanita yang hidup dan bertindak seperti laki-laki.
Mereka memiliki rambut pendek, memakai celana longgar dan memiliki nama laki-laki.
Tak cuma itu saja mereka juga merokok, minum alkohol, membawa senjata, dan bekerja layaknya seorang pria.
Meski bertindak seperti pria, mereka bukan transseksual atau cross dresser (orang-orang yang hobi menggunakan kostum).
Para wanita ini memilih menjalani kehidupan seorang pria demi mendapatkan hak yang sama.
Dilansir TribunTravel.com dari laman amusingplanet.com, para wanita yang ada di Albania Utara memiliki hak yang lebih sedikit dibanding laki-laki.

Mereka tidak dapat memilih, membeli tanah, mewarisi properti, menjalankan bisnis dan mendapatkan uang.
Undang-undang kuno yang disebut Kanun secara lisan menyebutkan jika perempuan itu milik suami mereka.
Setelah seorang wanita dianggap memenuhi syarat untuk menikah, dia pindah dari rumah orang tuanya ke rumah suaminya.
Mereka hanya ditugaskan merawat suami dan menjaga anak-anak.
Karena kurang mendapat ruang gerak membuat mereka memilih untuk berganti peran menjadi pria.
Mereka inilah yang kemudian disebut burrnesha.
Burrnesha tak cuma dijalani para wanita yang ingin mendapatkan keadilan.
Wanita yang tak berniat menikah juga harus menjadi seorang burrnesha.
Mereka akan disumpah di depan tetua desa dan kemudian dilatih untuk menjadi seorang pria.
Setelah menjadi pria, mereka baru mendapatkan hak seperti memiliki properti, bekerja, senjata, dan masih banyak lagi.
"Menanggalkan seksualitas mereka dengan menjadi burrnesha adalah cara bagi para wanita ini untuk menghindari dominasi pria dalam hidup mereka," kata Linda Gusi, seorang profesor studi gender di Universitas Pristina di Kosovo.
Dalam beberapa dekade terakhir, Albania telah membuat banyak kemajuan dengan mengangkat isu hak-hak perempuan.
Namun harus diakui hak-hak wanita ini belum bisa menyentuh mereka yang berada di wilayah terpencil.