Laporan Wartawan TribunTravel.com, Rizki A Tiara
TRIBUNTRAVEL.COM - Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih kini telah memungkinkan adanya penerbangan jarak jauh non-stop.
Tak tanggung-tanggung, jarak yang ditempuh dalam penerbangan jarak jauh mencapai belasan ribu kilometer dan memakan waktu belasan jam.
Yang terbaru, penerbangan jarak jauh non-stop dijalankan oleh maskapai Qantas.
Penerbangan jarak jauh non-stop bernama QF9 berangkat dari Perth, Australia menuju London, Inggris.
Penerbangan QF9 menempuh jarak 14.498 kilometer, membutuhkan durasi perjalanan sekitar 17 jam, dan menggunakan pesawat Dreamliner Boeing 787-9.
Penerbangan ini pertama dilakukan pada 24 Maret 2018 lalu dan menjadi penerbangan penumpang terpanjang ketiga di dunia yang saat ini beroperasi.
Ternyata, ada hal-hal unik yang belum banyak di ketahui di balik penerbangan jarak jauh non-stop yang dijalankan beberapa maskapai di dunia ini.
Apa sajakah itu?
Dikutip TribunTravel.com dari laman Telegraph, berikut lima hal di balik penerbangan jarak jauh tanpa henti.
1. Ada binatang besar

Kucing dan anjing kerap diangkut oleh pesawat terbang.
Qantas misalnya, setiap tahun membawa rata-rata 65 ribu binatang peliharaan.
Namun, ada binatang berukuran besar yang juga ikut diangkut pesawat terbang.
Philip Knowles dari JCS Livestock menjelaskan, "Setiap hari sepanjang tahun, kamu bisa saja duduk di pesawat dan tidak menyadari ada setengah lusinan binatang yang diangkut di bagian bawah."
"Tak cuma kucing atau anjing, tetapi juga binatang eksotis."
"Binatang terbesar yang pernah saya ikutkan dalam pesawat terbang adalah badak bercula satu."
2. Setiap kali penerbangan, ada sekitar 40 ribu barang yang diganti
Pada Qantas A380 misalnya.
Angka ini mencakup 70 troli makanan, 2.500 gelas, dan 5.000 unit peralatan makan.
3. Selalu ada gangguan kecil dalam pesawat
Pada penerbangan jarak jauh non-stop, alat sensor secara rutin mengirimkan informasi pesawat di udara kepada tim yang ada di darat.
Dan ada sejumlah gangguan kecil yang umum terjadi.
David Parton, seorang manajer teknik ATC mengatakan, "Semua pesawat terbang pasti memiliki gangguan minor, seperti mobil. Misalnya, ada asbak yang terlalu penuh, jendela yang tidak terpasang dengan benar, atau lainnya."
Jika ada masalah serius, pihak-pihak yang melihat informasi tersebut akan menghubungi pilot secara langsung, meski mereka tidak akan menyela fase kritis penerbangan seperti saat landing maupun take-off.
4. Sebagian besar waktu penerbangan dijalankan oleh autopilot

"Memang tidak dapat dipungkiri, autopilot mengendalikan sebagian besar penerbangan," kata pilot kerajaan, Sam Bray.
"Pada penerbangan reguler, autopilot mengendalikan 90 persen penerbangan."
Pilot biasanya mengendalikan fase pendaratan.
Menurut pilot Qantas, proses pendaratan merupakan bagian yang paling sulit tetapi juga paling memuaskan dari pekerjaan mereka.
5. Pesawat lebih kotor dibandingkan yang kita kira, dan membersihkannya akan membantu menghemat biaya

Pesawat harus dibersihkan secara teratur, karena ada berbagai jenis kotoran yang menempel meskipun di udara terlihat sangat bersih.
"Ada serangga, ngengat, hewan-hewan kecil, bagian karet yang lepas dari ban dan menempel di bagian belakang pesawat, asap pembuangan, hingga kebocoran hidrolik," jelas Kevin Dias, anggota tim darat Qantas.
Satu hal yang penting, pesawat yang bersih tidak hanya enak dilihat tetapi juga dapat menghemat bahan bakar secara signifikan.