Breaking News:

Sederet Hal yang Harus Kamu Tahu Sebelum ke Zaanse Schans, Desa di Belanda yang Mirip Lukisan

Sekilas, potret di atas adalah sebuah lukisan yang biasa dipajang di ruang tamu. Ternyata itu adalah kawasan perdesaan.

Editor: Sri Juliati
Kunstspiegel.nl
Sebuah kawasan yang berada di tepi sungai Zaan, berdekatan dengan desa Zaandijk, Belanda Utara, namanya Zaanse Schans. 

TRIBUNTRAVEL.COM - Sekilas, potret di atas adalah sebuah lukisan yang biasa dipajang di ruang tamu.

Namun ternyata itu adalah sebuah kawasan yang berada di tepi sungai Zaan, berdekatan dengan desa Zaandijk, Belanda Utara, namanya Zaanse Schans.

Tak berlebihan rasanya menggambarkan Zaanse Schans layaknya lukisan.

Ada rumah dengan kincir angin yang besar, hamparan padang rumput yang luas, aliran sungai yang jernih dan tenang, sapi-sapi gemuk berpesta di rerumputan, serta udara sejuk dan langit cerah berwarna biru.

Zaanse Schans adalah pedesaan tradisional Belanda dengan area peternakan dan pertanian.

Seiring berjalannya waktu, kawasan ini ternyata menarik minat banyak wisatawan yang datang untuk melihat langsung kincir angin, yang identik dengan negara Belanda.


Zaanse Schans di Belanda.
Zaanse Schans di Belanda. (Azwar Ferdian/Kompas.com)

Hebatnya, meski dikunjungi jutaan wisatawan setiap tahunnya, masuk ke area Zaanse Schans ini sama sekali tidak dipungut biaya alias gratis.

Traveler bisa mengeksplorasi setiap sudut kawasan, untuk sekadar mengabadikan momen atau pemandangan yang indah di sana.

Ada 11 rumah khas Belanda lengkap dengan kincir angin.

Ada beberapa rumah yang membolehkan pengunjung datang dan masuk ke dalam.

2 dari 2 halaman

Biasanya rumah tersebut sekaligus berfungsi sebagai kafe untuk minum kopi dan menjajal roti serta keju Belanda.


Zaanse Schans di Belanda.
Zaanse Schans di Belanda. (Azwar Ferdian/Kompas.com)

Malas berjalan kaki buat berkeliling area Zaanse Schans yang luas?

Traveler bisa menyewa sepeda untuk berputar-putar mencari spot bagus untuk berfoto atau untuk menambah wawasan soal rumah tradisional Belanda.

Puas berkeliling, di area depan ada kedai yang menjual es krim buatan rumah, dengan harga relatif tak mahal, yakni hanya 2 euro (sekitar Rp 32.000) untuk satu cup es krim.

Ada juga yang menjual keju atau suvenir sepatu kayu.


Zaanse Schans di Belanda.
Zaanse Schans di Belanda. (Azwar Ferdian/Kompas.com)

Musim panas di bulan Juni-Agustus adalah saat yang tepat berkunjung ke Zaanse Schans.

Saat musim panas, traveler bisa puas berkeliling kawasan dengan balutan sinar matahari yang hangat, tapi tetap diselimuti hawa sejuk dari perdesaan.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ini Lukisan? Bukan, Ini Sebuah Desa"

Selanjutnya
Sumber: Kompas.com
Tags:
Zaanse SchansBelandaTribunTravel.com Beskap Andries Noppert
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved