Breaking News:

Pencarian Korban dan Bangkai Bangkai KM Sinar Bangun Resmi Dihentikan, Keluarga Korban Kecewa

Pencarian korban dan bangkai KM Sinar Bangun, resmi dihentikan hari ini, Selasa (3/7/2018).

Editor: Apriani Alva
Tribun Medan/ Tommy Simatupang
Tim SAR gabungan mendeteksi KM Sinar Bangun yang tenggelam di Danau Toba menggunakan alat canggih 

TRIBUNTRAVEL.COM - Pencarian korban dan bangkai KM Sinar Bangun, resmi dihentikan hari ini, Selasa (3/7/2018).

Menteri Koordinator (Menko) Kemaritiman, Luhut Pandjaitan mengadakan pertemuan dengan keluarga korban serta memberikan penjelasan terkait alasan penghentian pencarian tersebut.

Menurut Luhut, secara teknis, akan ada resiko bila bangkai kapal dan jenazah korban dipaksa untuk diangkat akan mengalami resiko.

Dampak kerusakan pada tubuh dan bangkai kapal untuk pengangkatan menurutnya tidak sedikit.

Secara teknis dan kondisi suhu dan tekanan air di dasar danau yang dianggap menjadi kendala evakuasi juga dia jelaskan.

Dia menganjurkan akan tetap membuat monumen untuk diziarahi. Namun, sepenuhnya dia menyerahkan ke keluarga korban.

"Memang kita pengen ngangkat tapi secara teknis kalau itu dilakukan itu bisa berdampak macam-macam. Pecah badan itu, pecah kapal itu," ujar Luhut di depan keluarga korban.

Penghentian pencarian ini menimbulkan sejumlah pro kontra pada keluarga yang masih menanti keluarganya yang jadi korban.

Seperti dikutip TribunWow.com dari iNews yang dipublikasikan melalui Youtube, keluarga korban merasa kecewa dengan penghentian tersebut.

Ernita, keluarga korban masih menunggu kejelasan mengenai kerabatnya merasa tidak puas jika belum menemukan jasad kerabatnya.

2 dari 3 halaman

"Saya sebagai keluarga atau wakil dari abang saya merasa kecewa merasa gak puas, karena anak kami itu belum dapat, kek mana kami gak tau,' ujar Ernita sambil terbata-bata menahan tangis.

Ernita juga menambahkan permintaannya kepada pemerintah yang ia sebut pejabat untuk memeperhatikan nasib keluarga korban yang ditinggalkan.

"Kami juga minta sama pejabat-pejabat tolong diperhatikan kami yang susah ini, karna kami ini tak tau lagi mau bilang apa, kami cuman pasrah sama Tuhan, dan minta doa semua yang ada di Indonesia," tambah Ernita.

Ia juga meminta untuk diperpanjang masa pencarian korban.

"Kalau bisa tolonglah ditambahi lagi (pencariannya), tapi kalau gak bisa apa boleh buat lah," kata Ernita.

Lihat videonya berikut ini.

Permohonan pencarian hingga ditemukan juga disampaikan keluarga korban yang lain saat Luhut bertemu langsung dengan keluarga korban.

"Kalau kami keluarga korban, jangankan sepotong tangan. Baju keluarga kami itu pun kami perlu. Asalkan dapat. Kalau monumen, sekali pun berkeping-keping yang bangkai kapal itu, yah itu yang kita jadikan monumen di sini. Jangan kita bikin Danau Toba itu jadi kuburan massal. Itu permintaan kami pak," kata salah satu keluarga korban yang dikutip TribunWow.com dari Tribun Medan.

Sementara Lasma (53) seorang bapak yang kehilangan putrinya bernama Siti Arbiah (23) mengaku telah ikhlas menerima penghentian pencarian korban 164 yang hilang.

Ia mengatakan tidak tega melihat tubuh anaknya dalam keadaan tidak utuh. Ia hanya berharap anaknya dapat diterima di sisi Tuhan.

3 dari 3 halaman

"Saya setuju ini dihentikan. Karena kalau dapat pun tubuh anak saya sudah hancur," ujarnya sembari menangis sembari menunjukkan foto putrinya bersama pacarnya, Alfaro Siahaan pada acara pertemuan antara keluarga korban dengan tim pencarian di Balai Harungguan Djabanten Damanik, Pemtangraya, Kabupaten Simalungun, Minggu (1/7/2018).

Atas sejumlah pro kontra yang ada di keluarga korban pun, Luhut mengatakan bahwa pencarian itu tidak dapat dilanjtukan dalam waktu dekat namun ia memastikan untuk bisa dilakukan.

Alasannya, secara teknis dan peralatan ada berbagai kendala yang harus dihadapi.

"Dalam waktu dekat itu pasti tidak bisa," sebut Luhut.

Luhut pun berjanji akan mencoba membantu permintaan keluarga korban.

Ia juga menyampaikan, agar keluarga korban tidak diperwakilkan ke siapa pun.

Kemudian, dia memberi harapan khususnya kepada keturunan keluarga korban akan diperhatikan untuk ditanggung biaya sekolahnya.

"Jadi paduahon, unang pola perwakilan. Hamu ma langsung ro tu ahu. Padua hon jumolo sikkola na pinompar muna on urus. (Jadi, untuk keluarga korban tidak usah mewakilkan ke siapa pun. Yang kedua, perhatikan sekolah anak-anak ini. Saya akan bantu kalau negara tidak bantu," ucap Luhut berjanji. (Tribunwow/Tiffany Marantika)

Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Pro Kontra Keluarga Korban KM Sinar Bangun Terkait Penghentian Pencarian Korban

Selanjutnya
Sumber: TribunWow.com
Tags:
KM Sinar BangunTribunWow.comLuhut Pandjaitan
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved